Senin, 17 Januari 2011

Indahnya Cinta Bersama Allah Subhana Wa Ta’alaa


Tak ada yang sanggup membayangkan betapa indahnya cinta bersama Sang Pencipta cinta itu sendiri, yakni Allah swt. Tetapi sungguh tiada kan dapat terungkapkan dengan semua kata dan bahasa yang ada di bumi ini, andai seseorang sudah dapat merasakan manisnya cinta Illahi, karena nikmat-Nya tak akan bisa terhitung meski semua pohon dijadikan pena dan air samudera dijadikan tintanya, serta hamparan luasnya langit dijadikan kertasnya. Sungguh, takkan bisa tertuliskan dan tak bisa terungkapkan, namun hanya bisa dirasakan. Juga tak semua orang dapat merasakan cinta tersebut, andai mereka tiada menginginkannya sama sekali.
Ah…….barangkali kita dapat merasakannya andai kita dapat menyadari betapa Maha Pengasih dan Maha Penyayangnya Allah swt. kepada kita. Coba kita fikirkan segala kenikmatan yang Allah Swt. berikan kepada kita, fikirkan apa yang telah Allah Swt. berikan, dari mulai penciptaan diri kita hingga pengaturan segala amal serta kejadian yang bakal dialami dan pengaturan rezeki yang meski kita nikmati. Sungguh, betapa tiada berdayanya kita tanpa cinta-Nya, betapa hampa dan keringnya hati kita tanpa oase dari lautan kasih sayang-Nya. Cobalah kita renungkan barang sejenak saja, renungkan apa yang telah Allah Swt. berikan pada kita. Alangkah egoisnya andai kita tiada menganggap bahwa ini adalah bagian dari cinta Allah kepada kita.
Sebagai manusia, kita adalah makhluk yang istimewa dalam pandangan Allah swt. Kita adalah makhluk yang mulia dibandingkan seluruh makhluk yang Allah Swt. ciptakan di dunia ini. Akankah kita melewatkan begitu saja penghormatan dari Allah Swt. ini kepada kita?, akankah kita melupakan kemuliaan yang Allah Swt. berikan kepada kita ini? Sungguh ironi sekali……
Manusia tempatnya salah dan benar. Dikala kita berbuat salah, dengan sifat Ghafurnya Allah swt. sentiasa membukakan pintu maaf-Nya bagi kita, walau dosa kita sudah sebanyak buih di lautan sekalipun, kalau kita memohon ampunan-Nya Allah Maha Pengampun segala dosa hamba-Nya, kecuali syirik. Dikala kita berbuat kebajikan, maka Allah melipat gandakan pahala kebaikan itu bagi kita, bahkan hanya berniat ingin melakukan kebaikan saja, Allah telah mencatatnya sebagai kebaikan dengan lipat ganda pahala yang tak terkira. Sungguh, sampai disini apakah kita masih belum bisa merasakan kebesaran cinta Allah swt. pada kita?
Di Akhirat nanti, hanya ada dua tempat akhir, yakni surga dan neraka. Bagi hamba-hamba Allah Swt yang sentiasa mencintai dan di cintai-Nya, sudah pasti tempat akhirnya adalah surga dengan berjuta nikmat yang belum pernah terlihat mata, terdengar oleh telinga, dan terasa oleh seluruh panca indera. Sungguh nikmat yang begitu besar dan betapa bodohnya andai kita melewatkannya begitu saja. Sementara bagi hamba-hamba-Nya yang ingkar dan membangkang pada aturan-Nya, maka sudah pasti tempat akhirnya adalah neraka dengan berjuta penderitaan dan siksaan yang begitu dahsyat, belum pernah terlihat pandangan mata, belum terdengar oleh telinga dan belum pernah ada yang merasakan kepedihannya.
Namun bagi sebagian para penghuni neraka, Allah Swt masih memberikan cinta-Nya kepada mereka. Hal ini terbukti ketika Allah Swt. memerintahkan kepada malaikat Malik untuk mencari hamba-Nya yang di dalam hatinya teselip keimanan walau hanya sebesar zarah, untuk diangkat kemudian di masukan ke dalam surga. Sungguh wahai sahabat-sahabatku, apakah masih belum bisa merasakan cinta Allah sampai sini?
Sungguh, ada kenikmatan tertinggi yang Allah Swt. janjikan bagi hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa, yakni kenikmatan memandang wajah-Nya dan kenikmatan bias berjumpa dengan-Nya dalam naungan cinta dan keredhaan-Nya. Sungguh, apakah kita sama sekali masih belum merasakan nikmat yang begitu dahsyat yang Allah berikan pada kita? Barangkali ada yang salah pada diri kita kalau kita masih belum mampu merasakan cinta Allah sampai sini.
Sahabat-sahabatku, sudah saatnya kita merenungkan hal ini. Betapa egoisnya kita andai kita menikmati karunia Allah Swt. yang terlimpahkan kepada kita, sementara kita membangkang dan meninggalkan perintah-Nya. Makhluk macam apa kita ini kalau hal itu sampai terjadi. Sungguh, sebagai manusia, kita sudah di muliakan oleh Allah Swt. dibandingkan dengan makhluk ciptaan-Nya yang lain, apakah kita akan menghinakan diri kita atau melewatkan kemuliaan yang Allah Swt. berikan kepada kita dengan maksiat dan kehinaan yang Allah melarangnya karena bisa merugikan kita? Sungguh, dalam larangan Allah Swt. ini masih ada cinta-Nya juga, yakni apa yang Allah Swt. perintahkan kepada kita untuk dikerjakan, semata hal itu demi kebaikan kita dan memuliakan kita, serta apa yang Allah melarangnya untuk kita kerjakan, maka hal itu semata agar kita selamat dari marabahaya dan kehinaan yang akan timbul pada kita karena mengerjakannya.
Sudah saatnyalah kita kembali kepada Allah swt, kembali merenungkan dan menyadari kekeliruan kita selama ini. Wahai sahabat-sahabatku tercinta, 14 abad lebih yang lalu baginda Rasulullah SAW besabda bahwa kiamat itu sudah dekat, barangkali kita saat ini sudah ada di akhir zaman yang paling akhir. Tanda-tanda kiamat akan segera datang sudah jelas dapat terbaca andai kita bisa merenungkannya. Namun hingga saat ini, Allah Swt. masih melimpahkan cinta-Nya kepada kita. Kiamat tidak akan segera ditimpakan selama di muka bumi ini masih ada sebagian kecil orang yang masih beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Sungguh, apakah kita akan melewatkan begitu saja cinta Allah Swt yang melimpah ruah kepada kita?
Sekali lagi, sudah saatnya kita kembali kepada Allah Swt., sudah saatnya kita menyambut cinta dan kasih sayang-Nya dengan penuh rasa tulus dan ikhlas demi cinta kita kepada Allah Swt. Sangat ironi sekali andai kita tiada berusaha membalas cinta Allah Swt. kepada kita, walau secara nyata kita tiada kan mampu membalasnya. Akan tetapi kita masih ada kesempatan untuk bertaubat kepada-Nya, bertaubat dari kelalaian kita selama mengemban amanah berupa hayat. Marilah wahai sahabat-sahabatku tercinta, saat ini kita masih bisa bernafas dengan lega, masih bisa berfikir dengan jernih, mari kita sama-sama kembali kepada-Nya dengan sentiasa berusaha taat kepada perintah-Nya dan berusaha menjauhi larangan-Nya. Mati kita sambut cinta dan kasih sayang-Nya dengan menjadi bagian dari suatu kaum yang mencintai dan di cintai Allah swt. Ingatlah wahai sahabat, cinta Allah itu sangatlah dekat, lebih dekat dari urat nadi kita, syukurilah….
“Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”.(Al-maidah:54)
“Tidakkah kita menginginkan menjadi bagian dari kaum ini yang dicintai dan mencintai Allah Swt? Maha Suci Allah swt. Yang Cinta-Nya selalu mendahului Kemarahan-Nya”

Dikutip dari : Sakinahonline.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Widget Ini