Sabtu, 01 Januari 2011

Ujian Orang Beriman

Dalam hidup ini seringkali kita dihadapkan pada masalah. Problematika kehidupan selalu menghadang siapa saja tanpa memandang batas usia dan jenis kelamin maupun status sosial. Bayi yang baru lahir pun bisa saja memiliki masalah tanpa meminta persetujuan dari kedua orang tuanya. Seperti yang baru-baru ini terjadi mengenai bayi kembar siam yang lahir dari seorang ibu di Medan, Sumatera Utara. Ada orang yang memilki banyak harta dengan segudang kekayaan dimilikinya. Rumah mewah, kendaraan dan perusahaan dimilikinya, namun apa yang kelihatan dimata sesungguhnya tidak sama dengan kenyataan sebenarnya. Orang kaya pun tidak ada jaminan terbebas dari masalah. Baik masalah dalam rumah tangganya atau masalah dalam perusahaan yang dipimpinnya. Begitu juga orang miskin tidak juga lepas dari masalah, yaitu masalah kekurangan harta, kurang makan, kurang gizi dan lain sebagainya.
Pendek kata semua orang pasti memilki masalah. Baik itu masalah dengan keuangan, kesehatan, kehidupan rumah tangga, kemiskinan, kekayaan, dan masih banyak lagi segudang masalah-masalah dalam kehidupan manusia. Setiap orang tidak dapat menghindar dari masalah, semua mesti dihadapi. Kita tidak dapat lari dari masalah, karena kemanapun kita pergi pasti akan menjumpai masalah-masalah. Jika satu masalah selesai maka akan datang masalah yang lain.
Masalah-masalah dalam hidup ini memiliki kadarnya masing-masing. Ada orang yang ditimpa dengan masalah yang begitu berat, sehingga mampu melumpuhkan kesadarannya, jiwa terguncang dan syaraf logikanya terputus sehingga menyebabkan gila. Begitu berat beban dirasakan sehingga hidup ini serasa menjadi gelap, bahkan banyak orang yang memutuskan mengakhiri hidupnya karena tak kuasa ia menahan beban hidup.
Ada orang miskin yang gelisah dengan kemiskinannya. Takut tidak bisa makan, takut tak mampu menyekolahkan anak-anaknya dan ketakutan-ketakutan yang lain. Dia hidup dalam kecemasan sehingga jika imannya lemah maka dia akan berbuat apa saja demi mempertahankan hidupnya. Jalan harampun bisa ditempuhnya dengan alasan untuk bisa makan. Karena kurang sabar dalam menghadapi cobaan kemiskinan yang dia hadapi maka dia tergoda untuk melakukan tindakan yang tidak terpuji.
Ada juga orang kaya yang selalu dipusingkan dengan harta kekayaannya. Dia gelisah karena takut hartanya dirampas orang, takut kena bencana alam, takut rugi, takut ditipu orang dan lain sebagainya. Hingga harta nya menjadi penyebab segala masalah dalam hidupnya. Orang-orang seperti ini adalah orang yang begitu cintanya kepada harta bendanya. Hingga ada orang yang membawa harta bendanya ke dalam liang kuburnya saat mati. Naudzubillah.
Ada pula orang-orang yang memiliki masalah karena ditimpa musibah bencana alam. Rumahnya hancur tak tersisa dan keluarganya mati tertimpa bencana. Begitu berat dirasakan musibah yang menimpa hingga tangis dan derai air mata hingga histeris karena hati tak siap dengan kedatangan musibah yang diluar dugaan. 
Pendek kata setiap masalah pasti dan pasti akan menimpa kita betapapun kadarnya. Barat dan ringan masalah tersebut, kita mesti hadapi. Sebelum masalah datang yang mesti kita siapkan adalah mental dan jiwa kita agar kita mampu menghadapinya. Kadang masalah yang datang kepada kita dikarenakan kecerobohan kita sendiri dalam membuat satu keputusan dalam hidup ini. Kekurang hati-hatian dalam menentukan pilihan seringkali mendatangkan masalah buat kita. Perlu sekali bagi kita untuk menyandarkan diri kita kepada agama dalam melangkahkan kaki kita, agar masalah yang kita hadapi tidak menimpa kita terlalu berat. 
sumber kisah : http://lidahwali.com

Bayan Masturot : Peranan Wanita Dalam Dakwah

Allah SWT berfirman mengenai orang-orang kafir bahwa :
“mereka itu adalah seperti binatang, bahkan mereka lebih parah dari itu. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”

Nabi SAW telah bersabda dari firman Allah SWT dalam hadits Qudsi :
“Wahai hamba-hambaKu, Ketika Aku ingat kepadamu, tetapi engkau melupakanKu. Aku tutup aibmu, tetapi engkau tetap memaksiati Ku. Jika Aku inginkan pada saat ini, maka Aku berkuasa untuk perintahkan bumi untuk menelanmu, dan memerintahkan bukit untuk menghancurkan kamu di bawah api-apinya yang panas. Tetapi ingatlah hambaKu bahwa setiap manusia pasti akan datang ke hadapanKu. Dan Aku akan beritahu segala amalan-amalan mereka. Aku akan jalankan hisab-hisab atas segala amalan-amalan perbuatan mereka. Dan pada hari itu Aku akan ceritakan segala kesalahan-kesalahan kamu. Maka pada hari itu kamu akan merasa alangkah baiknya kalau saya tidak lakukan kesalahan-kesalahan ini dan dosa-dosa itu. Tetapi sebagaimana di dunia dulu Aku telah menutup kejahatanmu dan keburukanmu, maka pada hari ini engkau akan Aku maafkan dan akan Aku ampunkan. Untuk itulah Aku telah namakan diriKu Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Agama ini bukan saja tanggungjawan kaum lelaki. Dan pahala-pahalanya bukan saja diberikan kepada kaum lelaki. Tetapi kaum wanita juga mempunyai tanggungjawab, merujuk kepada ayat Al-Qur’an. Dan juga sahabiyah-sahabiyah, isteri kepada para sahabat juga berperan dalam agama. Kita boleh melihatnya dari kisah-kisah mereka. Banyak orang jahil mempunyai konsep atau pengertian yang salah mengenai Islam. Mereka tidak mengerti Islam. Dan mereka berpikir bahwa Islam sangat mendiskreditkan, merendahkan perempuan, tidak memberikan kesempatan kepada perempuan, mengekang wanita dengan tidak membolehkan bercampur, perempuan menjadi tidak bebas, dianggap rendah, dan sebagainya. Padahal agama adalah tanggungjawab wanita dan lelaki, kita semua bersama-sama. Kita dapat melihat ini melalui sejarah Islam, saat tersebarnya Islam.
Khadijah RA, adalah contoh, teladan untuk kita ikuti, perhatikan, dan mengerti bagaimana peranan wanita. Saat Rasulullah SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT, dengan segera Rasulullah berjumpa dengan Khadijah. Dan saat itu Rasulullah SAW dalam keadaan ketakutan, ketidaknyamanan, karena ini adalah saat pertama Beliau berjumpa dengan Jibrail AS. Ini pertama kali Beliau melihat Jibrail dalam bentuk sebenarnya. Jadi Beliau sangat takut. Jadi saat Beliau menggigil, ketakutan, Khadijahlah orang pertama yang menenangkan Beliau, Khadijah lah orang yang meneduhkan Nabi SAW. Menghilangkan ketakutan nabi SAW. Karena Khadijah tahu betul bagaimana akhlaq mulia suaminya yang tak pernah melakukan sesuatu yang buruk. Tidak mungkin Allah akan menyusahkan Beliau. Khadijahlah orang pertama yang masuk Islam. Khadijah-lah orang pertama di dunia yang membenarkan Nabi SAW. Khadijah-lah orang pertama yang menerima pesan dakwah, pesan Islam. Khadijah saat itu juga menolong Rasulullah SAW. Beliau kemudian menjumpai pamannya Waraqah bin Naufal. Lalu menceritakan semuanya seperti yang diceritakan nabi SAW padanya. Kemudian Waraqah berkata,” Itulah Namus seperti yang dilihat oleh Musa AS. Suamimu benar, jangan khawatir, Suamimu adalah seorang nabi.
Jadi kita lihat saat pertama, wanita sudah memainkan peranan. Begitu Khadijah mendengar cerita Rasulullah SAW, saat itu juga ia terus menolong Rasulullah SAW, langsung mengadakan dakwah. Dia bukan perempuan yang hanya tinggal di rumah, tidur, rehat. Tapi dia langsung berfikir bagaimana menolong suaminya. Sekarang kita lihat orang pertama yang mati untuk Islam. Kita tahu, para sahabat mereka mengalami penyiksaan yang begitu berat, kehilangan tangan,  kaki, dan semua penderitaan yang maha hebat lainnya. Tapi orang pertama yang Allah tentukan untuk mati di Jalan Allah adalah wanita, yaitu Sumayyah R.ha. Ini adalah suatu hal yang mesti diterima kaum lelaki. Allah mentakdirkan orang yang pertama syahid adalah wanita. Dia dibunuh karena kalimah “Laa Ilahaa Ilallah Muhammadur Rasulullah”. Padahal kalau dia terima saja, murtad, maka dia akan dibebaskan dan akan mendapat keduniaan yang baik. Tapi dia tetap teguh kepada keyakinannya.
Jadi kita mesti pahami, bahwa Allah sengaja mengatur semua ini untuk menjadi suatu teladan, suatu pesan, yang patut diambil berat di dalam sejarah Islam, yang wanita mempunyai peranan penting, bukan saja menerima agama Islam, tapi mati dalam mempertahankan agama Islam. Jadi kita dapat lihat bahwa orang pertama yang masuk Islam adalah perempuan. Orang pertama yang mati syahid juga perempuan. Satu lagi yang Allah mau tunjukkan adalah guru hadits pertama adalah isteri Rasulullah SAW, yaitu Aisyah R.ha, yang mengajar para sahabat tentang hadits. Dikhabarkan ada 2220 hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aishah R.ha. Banyak hadits yang kita baca adalah dari ‘Aishah R.ha. Dan  Rasulullah SAW ketika hampir wafat mengatakan, aku meninggalkan dua hal untukmu yang jika engkau benar-benar berpegang teguh padanya, dengan kedua tanganmu erat-erat maka engkau akan selamat. Itulah Kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW.
Jadi kita boleh melihat bahwa ‘Aishah R.ha. menyumbang peranan penting dalam meriwayatkan hadits. Kita lihat berikutnya, setelah ‘Aishah, juga isteri-isteri Baginda SAW yang lain dan juga para sahabiyah. Mereka mengajar masyarakat, mengajar anak-anaknya, mengajar tetangganya. Mereka mengajarkan tentang Islam kepada orang-orang. Mereka bukan hanya masak, basuh pakaian, tetapi mereka juga mendidik generasi berikutnya, mengajarkan agama. Dulu tidak ada sekolah Islam, merekalah sekolah Islam. Rasulullah SAW pernah membawa ‘Aisyah R.ha untuk berjihad. Mereka pergi bukan untuk urusan bisnis, mereka bukan pergi untuk kepentingan lainnya, bersenang-senang, makan angin,  jalan-jalan, mengunjungi orang-orang, tetapi mereka pergi untuk berjihad, mereka pergi untuk menyebarkan Islam.
Dalam peperanganpun mereka ikut mengambil bagian. Mereka menolong para sahabat membawa senjata, mereka memainkan peranan aktif dalam usaha menyebarkan dan mempertahankan agama Islam. Jadi ini adalah satu hakekat yang tidak boleh diingkari bahwa wanita memainkan peranan aktif, bersama dalam menyebarkan agama, dalam berdakwah sama-sama dengan lelaki. Kita sekarang Lihat Ummu Salamah, dia dibawa Nabi saat perjanjian Hudaibiyah dibuat. Banyak sahabat yang tidak merasa puas, kecewa, dengan perjanjian yang mereka rasa berat sebelah dan merugikan umat Islam. Tapi Rasulullah SAW tetap melaksanakan perjanjian itu. Maka melihat keadaan para sahabat, Rasulullah SAW merasa bersusah hati. Beliau pergi menemui Ummu Salamah RA, dan memberitahu tentang sikap para sahabat, yang tidak mau mencukur rambut dan kembali ke Medinah. Maka Jawab Ummu Salamah, ”Mudah saja ya Rasulullah. Anda cukur saja rambut anda sekarang, Insya Allah mereka akan mengikuti.” Jadi saat para sahabat ketika melihat Rasulullah SAW telah mencukur rambutnya, merekapun merasa terpukul, mereka merasa telah tidak mengikuti perintah Rasulullah SAW. Maka saat itu juga semua sahabat mengikuti apa yang diperbuat Rasulullah SAW. Disinilah Allah telah mengurniakan kelebihan terhadap kaum wanita, yaitu ketajaman firasatnya. Dan inilah bukti sumbangan kaum wanita dalam dakwah. Kita lihat bahwa bukan saja isteri-isteri Rasulullah SAW, tetapi juga sahabiyah, isteri-isteri para sahabat, adik perempuan, ibu dari para Sahabat memainkan peranan penting. Ketika mereka masuk Islam, mereka langsung faham bahwa saat mereka menerima Islam itu artinya mereka harus buat kerja dakwah. Tidak hanya pasif di rumah, tetapi juga langsung aktif membuat dakwah untuk anak perempuan, kaum wanita lain, tetangga, dan ke yang lain. Dalam satu riwayat, Nabi SAW bersabda, dalam suatu peperangan, ketika saya melihat ke kanan, kekiri, saya nampak satu sahabiyah bernama Nusaibah (Ummu Amarah). Dia tengah berperang, memegang pedang, memotong dengan pedang, melawan bersama-sama kaum lelaki.
Sekarang, saat masa Umar RA,  perempuan menyumbang peranan besar dalam segala aspek, baik politik, ekonomi dan sebagainya. Saat itu kekayaan Islam sedang berlimpah ruah, menyebabkan terjadinya inflasi. Maka Umar RA memutuskan untuk menentukan batas mahar. Maka dalam musyawarah syuro (perwakilan rakyat) yang terdiri dari wakil-wakil baik lelaki maupun perempuan, Umar RA memberitahu cadangannya. Maka bangkitlah seorang perempuan dan berkata,”Siapakah dia, Umar, yang mau merubah apa yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya?” Itulah peranan wanita. Wanita di ikut sertakan dalam perwakilan rakyat, tapi menurut cara Islam. Bukan seperti yang terjadi sekarang, dimana bercampur baur antara lelaki dan perempuan. Tapi dengan cara islam yaitu wanita terpisah tempatnya dari lelaki di sebelah belakang. Jadi kita boleh melihat dalam segala bidang wanita memegang peranan yang penting. Mereka langsung mengetahui apa yang mesti dimainkan saat menerima Islam. Mereka segera tahu apa kewajibannya dalam Islam.
Bersyukur kepada Allah yang telah menjadikan kita di kalangan orang-orang mukmin dan tidak menjadikan kita di kalangan orang-orang kafir yang mengingkari perintah Allah SWT. Umat ini apabila mereka bangun melaksanakan usaha agama ini ada dalam kehidupan mereka, maka Allah SWT akan memberi 4 perkara. Empat perkara ini akan datang berkat usaha agama :
1. Allah SWT akan memberi hakekat Islam, secara realitinya dalam kehidupan kita. Allah akan memberikan kepada kita hakekat mahabah, hakekat kasih sayang kepada Allah SWT, kepada Rasulullah SAW.
2. Allah SWT akan memberikan kepada kita hakekat kasih sayang sesama manusia walaupun berbeda bahasa, bangsa, rupa, warna kulit dan keturunan.
3. Allah SWT akan mengangkat orang-orang Islam dari lembah kehinaan kepuncak kemuliaan.
4. Allah SWT akan menundukkan semua tertib-tertib alam yang bergerak. Allah akan tundukkan matahari dan bulan, laut dan gunung,semua mahluk, tunduk kepada orang yang beriman kepada Allah SWT asbab keberkahan usaha agama, usaha yang dibuat oleh Baginda SAW.
Sahabat-sahabat RA telah memperhiasi diri mereka dengan iman dan amal. Perhiasan mereka :
1. Sifat Taqwa yaitu menghindari diri dari amalan-amalan yang dibenci oleh Allah SWT.
2.Rasa Cinta kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.
3. Sifat Dzikir yaitu senantiasa menjaga hubungan dengan Allah SWT dalam setiap waktu tempat dan keadaan.
4. Sifat Zuhud yaitu menghindari dunia demi kepentingan akherat.
5. Sifat Ubudiyah (Ketaatan) yaitu selama 24 jam menjalankan perintah Allah dan Nabi SAW.
Inilah perhiasan-perhiasan hidup yang ada pada para sahabat RA. Mereka dimuliakan oleh Allah SWT. Perhiasan yang sebenarnya bukanlah emas dan perak, bukan juga kekayaan, dan bukan juga harta benda yang kita miliki. Tetapi yang sebenarnya perhiasan adalah yang dimiliki oleh sahabat RA. Hari-hari telah berlalu, jaman telah berlalu, tetapi seiring dengan perkembangan zaman kita telah kehilangan sifat-sifat yang mulia ini, yaitu kehilangan sifat para sahabat RA. Alangkah baiknya kalau kita berusaha agar sifat-sifat ini datang lagi kepada kita. Maka Allah SWT akan memuliakan kita dengan sifat-sifat ini. Yang namanya kehilangan itu bukanlah kehilangan emas dan perak, pakaian dan nyawa, tetapi kehilangan yang sebenarnya adalah kehilangan perhiasan-perhiasan yang telah menghiasi para sahabat RA dalam kehidupan mereka, yaitu sifat-sifat mulia mereka.
Ada seorang Isteri sahabat RA yang suatu hari telah meminta cerai dari suaminya. Padahal selama ini mereka adalah keluarga bahagia. Tapi secara tiba-tiba si isteri telah meminta cerai. Suaminya menjadi terperanjat. Kata suaminya, “Baiklah mari kita pergi jumpa dengan Rasulullah SAW agar beliau dapat memberi keputusan di antara kita.” Lalu mereka keluar di waktu malam untuk berjumpa Rasulullah SAW. Karena malam, suaminya telah terjatuh ke dalam lubang dan kakinya terkilir. Maka isterinya membawanya kembali ke rumah. Ketika itu isterinya berkata bahwa perceraian tidak usah dilakukan. Suaminya lebih terperanjat lagi dan menanyakan alasannya kepada istrinya. Kata si isteri, “Semenjak kita kawin, abang tidak pernah sakit, saya tidak pernah sakit, dan anak-anak tak pernah sakit. Maka rumah yang tidak pernah datang sakit adalah rumah yang terjauh dari rahmat Allah SWT.”
Seorang sahabat kembali ke rumah. Di dapatinya tempat masak roti menyala. Padahal dia tahu bahwa di rumahnya tak ada apa-apa termasuk makanan untuk dimasak atau dimakan. Maka ia bertanya kepada isterinya,”Apa yang kamu masak?” Si isteri menjawab, “Saya hanya sekedar menyalakan api. Sehingga nanti kalau ada tetangga yang datang berkunjung, mereka akan mengetahui bahwa di rumah kita ada makanan. Dan saya tidak ingin mereka mengetahui keadaan kita yang sebenarnya.” Lalu suaminya mematikan api itu. Ketika dia buka tungkunya dia terperanjat, karena di dapatinya dalam tempat masak itu ada tersedia banyak roti bakar dan daging bakar. Allahu Akbar!
Zakaria AS telah mengambil tanggung jawab memelihara Maryam AS. Jika Zakaria AS pergi ke masjid, maka dia akan mengunci pintu mihrab Maryam AS. Tetapi setiap Zakaria AS masuk ke mihrab Maryam di musim panas, selalu terdapat makanan untuk musim sejuk. Jika Beliau AS masuk di musim sejuk, maka di dapatinya di mihrab Maryam AS makanan untuk musim panas. Maka Zakaria AS keheranan, dan bertanya,”Darimana kamu dapat buah-buahan ini?” Kata Maryam AS,”Ini datang dari Allah SWT yang diberikan tanpa hisab ( tidak terbatas ).”
Maka apabila kita bawa agama dalam kehidupan kita, dan kita yakin kepada firman Allah SWT, dan yakin terhadap Rasulullah SAW dengan sebenar-benarnya yakin, maka Allah akan memberikan rezeki kepada kita dari tempat yang tidak disangka-sangka, seperti yang diberikan Allah kepada Maryam AS. Khadijah RA telah mengorbankan hartanya dan dirinya sepenuhnya kepada Allah SWT. Ketika dia masih hidup berjalan di atas muka bumi, Allah SWT telah mewahyukan kepada Nabi SAW mengenai syurga yang Allah SWT telah sediakan untuk Khadijah RA.
Allah SWT telah mengkaitkan kejayaan manusia antara lelaki dan wanita hanya ada dalam agama yang sempurna, yaitu dengan iman dan amal sholeh. Jadi dalam perkara ini Allah SWT telah samakan lelaki atau wanita, orang ajam (bukan Arab) atau orang Arab, orang pemerintah ataupun rakyat, semuanya apabila inginkan kejayaan di dunia dan akherat maka mereka harus bawa agama dalam kehidupan mereka. Nanti Allah SWT akan memberikan kepada mereka kehidupan yang baik, kebahagiaan di dalam kehidupan dunia. Dan juga Allah SWT akan beri kejayaan kepada mereka di dalam kehidupan kekal abadi. Allah SWTakan memberikan ganjaran pahala kepada mereka lebih baik daripada amalan mereka sendiri ketika di dunia. Allah SWT memberikan kita hikmah-hikmah yang Allah saja mengetahuinya.
Allah SWT telah memberikan satu tanggung jawab dan tugas kepada kita yaitu berzikir dan bersyukur kepada-Nya. Maka sesiapa diantara hamba-hamba-Nya baik dia lelaki ataupun wanita yang banyak berzikir kepadaNya maka dia telah menunaikan tanggungjawabnya,  yang asab itulah Allah SWT menjadikan mereka. Maka siapa saja yang lebih banyak berzikir dan bersyukur kepada Allah, dia adalah orang yang lebih dekat kepada Allah SWT. Sebaliknya yang kurang berzikir dan bersyukur kepada Allah SWT, maka mereka akan jauh dari Allah SWT. Harta benda yang ada disekeliling kita, anak pinak, makanan, pakaian, rumah tangga, yang ada di sekeliling kita, ini sebenarnya datangnya dari Allah SWT. Dan Allah berikan nikmat-nikmat ini kepada kita supaya kita bersyukur kepadaNya. Melalui nikmat-nikmat ini kita dapat berzikir kepadaNya dan dapat mensyukurinya untuk sampai kepada Allah. Ini merupakan perantaraan agar kita bisa berzikir kepada Allah. Harta, kemewahan, kerja, dan sebagainya adalah perantaraan agar kita bisa ingat dan bersyukur kepada Allah. Tapi hari ini perantaraan-perantaraan ini telah melalaikan kita dari maksud yang sebenarnya. Maksud sebenarnya adalah untuk kita berzikir dan bersyukur kepada Allah SWT. Tetapi perkara-perkara ini telah melalaikan kita dari maksud yang sebenarnya. Jika sekiranya perantaraan-perantaraan ini, wasilah-wasilah ini, mengganggu dan melalaikan kita daripada maksud, maka ini akan menjadi tidak ada harganya dan nilainya. Ini disebabkan wasilah atau perantaraan itu telah melalaikan kita dari maksud asal yaitu bersyukur dan berzikir kepada Allah SWT.
Allah SWTyang mana telah memberikan tanggungjawab kepada kita untuk berzikir dan bersyukur, kedua-dua perkara ini ada saling berhubungan satu sama lain. Dan perkara ini adalah diperintahkan kepada kita dan kepada umat-umat yang telah lalu. Kita ini adalah umat yang ke-70. Sebelum kita telah berlalu 69 ummat. Allah SWTmenjadikan umat ini umat yang terakhir dan umat yang mula-mula sekali akan dimasukkan Allah ke dalam syurga. Dan satu kemuliaan yang telah Allah SWT telah beri kepada umat ini selain dari yang tadi adalah Allah SWT telah menyamakan diantara lelaki dan wanita dalam tanggung jawabnya sebagai Naib atau wakil Rasulullah SAW untuk menyampaikan agama. Maka ini adalah tanggungjawab lelaki dan wanita bersama-sama.
Allah SWT telah muliakan umat ini di dalam Al-Qur’an sebagai “Choiru Ummah”, Ummat yang terbaik. Ini adalah suatu kemuliaan yang Allah SWT beri kepada umat ini. Tetapi kemuliaan ini akan kita dapat apabila kita menunaikan tanggung jawab kita yaitu menyeru kepada ma’ruf, dan mencegah yang munkar. Maka apabila umat ini bangun menunaikan tanggungjawab ini, baik itu laki-laki ataupun wanita, maka mereka akan mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT. Inilah sebabnya mereka dipanggil Allah sebagai umat terbaik dikalangan semua umat. Juga Allah SWT berfirman bahwa lelaki yang mukmin dan wanita yang mukmin, mereka harus saling membantu dalam menegakkan agama Allah. Mereka menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. Dan juga Allah SWT akan meng-islahkan, memperbaiki zuriat, keturunan kita, anak-anak kita, dengan asbab usaha agama ini. Maka penting kaum wanita sama-sama bahu membahu dengan suami mereka dalam membuat usaha agama. Kaum wanita harus memberi dukungan kepada suami dalam melakukan usaha agama. Nanti Allah SWT akan memperkuat lagi suaminya dalam buat usaha agama.
Asbab dukungan istri, banyak orang yang akan mendapat hidayah melalui suami mereka. Jika wanita telah memberi sumbangan, tenaga, dan sama-sama membantu suaminya buat usaha agama, maka mereka akan mendapatkan ganjaran dari Allah SWT, sama seperti ganjaran yang didapati suami mereka tanpa mengurangkan sedikitpun ganjaran suami-suami mereka. Nanti asbab kerja sama ini, Allah SWT akan memperbaiki zuriat mereka, keturunan mereka, anak-anak mereka, sebagaimana Allah Ta’ala pelihara keluarga dan keturunan Ibrahim AS. Maka apabila wanita sama-sama memberi sokongan, sumbangan, dan berusaha bersama-sama dengan lelaki, maka dakwah lelaki akan menjadi kuat. Dakwahnya akan berkesan, karena setengah iman lelaki adalah dari wanita. Setengah iman lelaki adalah isterinya sendiri. Kalau isteri sudah memberi dukungan, memberi dorongan, dan mengambil bagian bersama suami dalam menyempurnakan tanggung jawab usaha dakwah, maka Allah SWT akan menjadikan dakwah suami menjadi lebih mantap dan lebih kuat. Jika tidak, Allah akan jadikan kerja agama suami seperti orang yang pincang, yaitu dia tidak dapat bergerak dan berjalan dengan baik. Dakwah suami menjadi tidak begitu kuat dan tidak begitu mantap, walaupun dia seorang alim yang besar, seorang da’i yang hebat, seorang nabi sekalipun bahkan termasuk yang’ulul Azmi. Itupun apabila isterinya tidak sama-sama mengambil bagian, tidak membantu dan menyokong, maka kekuatan dari kerja dakwahnya tidak akan berkesan dan tidak akan sempurna. Contoh nabi Nuh AS. Dia telah berdakwah di kalangan umatnya selama 950 tahun. Tapi isterinya tidak membantunya dalam kerja agama, isterinya tidak menyokongnya, maka ini akan melemahkan kerja mereka.
Dari seorang ibu, anak akan menyusui benih-benih kesesatan dan benih-benih kekufuran. Asbab itu diantara anak-anak Nuh AS, ada yang kufur kepada Allah SWT. Menurut Ulama anaknya Nuh AS, Kan’an yang kufur kepada Allah, lahir dari benih-benih yang membawa sifat durhaka kepada Allah SWT. Apa sebabnya ? Ini karena mereka tidak sama-sama membantu suami mereka dalam menjalankan usaha dakwah. Sehingga sebagian dari keturunan mereka akan menjadi rusak. Sebaliknya wanita yang sholelah, wanita yang membantu suaminya, yang sama-sama bahu membahu dalam menjalankan usaha dakwah dan kerja agama, maka Allah SWT akan memelihara mereka. Allah SWT akan melahirkan anak-anak yang sholeh, dari benih yang baik-baik. Seperti kisah Ibrahim AS dan Hajar R.ha. Bagaimana kecintaaan dan sayangnya Ibrahim AS kepada isterinya dan kepada anaknya Ismail AS yang masih bayil, namun Allah SWT telah memerintahkan Ibrahim AS untuk menghantar isterinya ke Mekah di tanah yang tandus. Sehingga Allah SWT gambarkan dalam Al-Qur’an tempat itu sebagai lembah yang tidak ada tumbuh-tumbuhan, tidak ada air. Namun asbab Hajar RA adalah seorang isteri yang taat dan patuh kepada suami, bersusah payah dengan suaminya karena untuk agama, maka Allah telah jaga dan pelihara Hajar RA di tempat yang tandus itu.
Maka dia tidak tanya mau dibawa kemana oleh Nabi Ibrahim. Dia ikut saja bersama-sama. Apabila sampai ke Mekah, tempat yang ditentukan Allah SWT, maka Nabi Ibrahim AS meninggalkan dua beranak dengan sedikit bekalan, dengan sedikit air. Tidak ada apa-apa. Orangpun tidak ada, tumbuhan tidak ada, kehidupanpun tidak ada. Cumaada asbab-asbab kematian di sekeliling mereka. Maka apabila Ibrahim AS mencapaiuntanya untuk beredar, Maka Hajar RA telah bertanya,’Wahai Ibrahim hendak kemana? Dia diam tak menjawab. Hajar RA tanya lagi,”Mau kemana tinggalkan kami?”Itupun Nabi Ibrahim AS diam. Kali ketiga Hajar RA tanya,” Apakah Allah SWT yangmemerintahkan untuk berbuat seperti ini?” Maka Ibrahim menganggukkan kepala danmengatakan,”Iya.” Maka kata Hajar RA,”Kalau begitu sekali-kali Allah SWT tidakakan mensia-siakan kami.” Maka daripada mereka, orang yang berkorban, suami yangberkorban, isteri yang berkorban, anak bayi yang tidak paham apa-apa telahberkorban untuk agama Allah SWT, maka Allah SWT telah melahirkan dari mereka,zuriat-zuriat mereka orang-orang yang baik-baik. Ibrahim AS adalah datuk kepadasemua nabi-nabi. Dan anaknya Ishak telah melahirkan nabi-nabi bani israel. DanIsmail AS adalah datuk kepada nabi kita Muhammad SAW. Yang mana satu nabi yangAllah SWT utuskan dan kesolehan dunia, kebaikan dunia, keamanan dunia, datangdari agama yang dibawa Baginda SAW. Firman Allah SWT,” Kamu berada, ikutlah,turutlah millah, bapak kamu, Ibrahim AS.” Kita berada diatas millah, agama, caraNabi Ibrahim AS. Cuma yang berubah hanya syariat saja, amalan yang dibawa untukdisempurnakan oleh Allah SWT kepada Baginda SAW. Apa cara? Cara untuk agama, untuk datangnya agama ialah perlu pula pengorbanan suami, pengorbanan isteri, pengorbanan anak-anak, maka agama akan datang, daripada zuriat kita akan lahir manusia-manusia yang akan memberi kemanfaatan kepada kita di dunia dan akherat.Allah SWT telah memerintahkan Ibrahim As untuk membina ka’bah. Selesai membina Ka’bah dia mulai naik di atas bukit-bukit di sekeliling itu. Allah SWT telah memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk menyeru. Maka ia telah menyeru. “Allah SWT telah menyuruh membina Ka’abah disini. Allah SWT menyuruh kamu semua untuk melakukan haji. Allah SWT telah menyampaikan suara Ibrahim Akepada semua manusia yang ada pada masa itu, sehingga janin-janin yang ada dalamrahim ibu-ibu mereka, dan arwah-arwah yang berada dalam arwah, semuanya telahAllah sampaikan suara Ibrahim AS.
Maka Ibu-ibu yang dimuliakan Allah SWT, bahwa Allah SWT tidak suka ada suatu perkara, sesuatu benda yang melalaikan kitdaripada Allah SWT, yang mengganggu urusan kita untuk pengorbanan di jalan Allah SWT. Lantaran itu Allah SWT telah perintahkan Nabi kita Muhammad SAW,”Katakanlah wahai Muhammad, jika bapak-bapak kamu, anak-anak kamu, isteri-isterikamu (suami-suami kamu), keluarga kamu, harta kamu, perniagaan kamu, rumah yangkamu sayang, menyekat kamu, lebih kamu cinta daripada mengorbankan daripadakeluar ke jalan Allah SWT dan berjihad di jalan Allah, kamu tunggu, bahwa akandatang sesuatu dari Allah SWT, datang azab dari Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” Maka ibu-ibu yangdimuliakan Allah SWT, disini ulama-ulama kata, bahwa ini merupakan 8 utas taliyang mengikat manusia daripada berjuang di jalan Allah SWT. Berjuang,membelanjakan harta mereka, masa mereka, diri mereka untuk agama Allah SWT,membuat pengorbanan untuk Allah SWT. Sesiapa saja yang diikat oleh ke-8 tali tadi atau salah satu dari tali-tali tadi maka mereka telahtidak mampu membuat pengorbanan di jalan Allah SWT. Maka tergolong di kalangan orang-orang yang fasik. Dan mereka tidak mendapat petunjuk daripada Allah SWT.
Allah SWT telah menyeru Baginda SAW,” Berjihadlah kamu denganAl-Qur’an dengan jihad yang besar.” Ayat ini di dalam surah Al-Furqan. Dan Al-Furqan diturunkan di Mekah. Di Mekah tidak ada apa peperangan. Jadi membacaAL-Qur’an termasuk salah satu dari jihad. Maka di dalam jihad, ada beberapaperkara yang berbeza di antara lelaki dan wanita. Ada yang sama diantara lelakidan wanita. Yang sama seperti lelaki perlu belajar iman dan agama, wanita jugaperlu belajar iman dan agama. Dan jihad bermujahadah dengan diri dia, nafsu diadalam mempelajari agama, dan mengamalkan agama. Dan begitu pula lelaki harusberada bersama-sama mereka, maka sesama lelaki bila saja mereka berjumpa, makamereka menceritakan perkara-perkara yang ada hubungannya dengan agama,perkara-perkara yang ada hubungannya dengan akherat. Begitu juga wanita, apabiladatang kawan-kawannya sesama wanita mereka membicarakan mengenai agama, mengenaikebesaran agama, dan kepentingan-kepentingan agama dalam kehidupan. Maka denganini Allah SWT akan menjadikan setiap daripada kita dai-da’i yang menyeru kepadaagama Allah SWT. Pelajaran-pelajaran iman dapat kita pelajari dalam majelis taklim, halqah taklim yang kita buat di rumah kita, atau taklim mingguan kita,ataupun orang lelaki bayan di balik tabir seperti ini. Ini juga menunjukkan bahwa para wanita harus berhijab, harus menutup semuanya dari kaum lelaki. Allah SWT telah memerintahkan ummul mukminin supaya berhijab walaupun darisahabat-sahabat Rasulullah SAW. Maka jauh, jauh sekali jika kita hendak menganggap atau menuduh bahwa ada sahabat-sahabat yang mau melihat isteri-isteri Baginda SAW dengan pandangan yang serong. Walaupun begitu, Allah SWT menyuruh ummul mukminin untuk berhijab dari sahabat Rhum.
Tetapi kita hari ini terkesan dengan kehidupan orang-orang kafir, yahudi dan nasrani, maka kita telahmeng ikut cara mereka. Bagaimana kita dapat mewujudkan suasana? Maka bagi wanita ada medan usahanya, dan bagi lelaki ada medan usahanya. Maka bagi wanita apabiladatang kawan-kawan dia, ataupun bertemu kawan-kawan dia di rumah, maka diabercakap mengenai agama, kebesaran Allah SWT, maka dia terhindar dalam majelis-majelis itu dari perkara ghibah, mengumpat, dan sebagainya. Dan juga mereka usaha, bagi wanita yang paling dekat sekali adalah anak-anaknya. Bagaimana dia dapat mendidik anak-anak dia secara islam, secara agama. Kenapa?Karena ibu-ibu adalah ibu kepada mujahid. Ibu kepada da’i adalah bermula dari rumah mereka. Bagaimana mereka dapat mentarbiyah anak-anak mereka dengan cara yang ditunjuk Allah SWT, cara agama. Dan juga ada beberapa perkara yang berbeda diantara lelaki dan perempuan. Wanita dalam usaha jihad menyampaikan agama Allah SWT akan dibincangkan sekarang.
kehidupan kita hari ini terkesan dengan unsur-unsur luar, maka banyak wanita-wanita keluar dari rumah mereka tanpa ada hajat. Mereka mula bergaul dengan lelaki, berdesak-desak dengan lelaki,. Wanita-wanita atau isteri-isteri Rasulullah SAW adalah wanita-wanita di jaman Nabi SAW diperintahkan untuk duduk dalam rumah. Maka mujahadah wanita, jihad wanita, mereka harus berjihad nafsu mereka. Bagaimana mereka kembali duduk dalam rumah. Karena keadaan-keadaan ini, Allah SWT menceritakan bagaimana Baginda SAW apabila dia berisra dan miraj, bersama denga Jibrail AS, dan Allah SWT telah gambarkan berbagai siksaan,diantaranya bahwa Nabi SAW telah dipertontonkan seorang wanita yang digantung, diazab dengan digantung rambutnya. Maka Nabi SAW telah bertanya,’Wahai saudarakuJibrail, apakah dosa dia, apakah salah dia?” Maka kata Jibrail AS,”Wanita ini keluar daripada rumah menzahirkan rambutnya kepada lelaki-lelaki yang bukan mahramnya.” Walaupun banyak wanita berhaji, bersholat, berzakat, tetapi sekiranya mereka melakukan jenis-jenis dosa yang sebegini, maka Allah SWT akan mengazab mereka. Begitu pula Rasulullah SAW melawati seorang wanita yang disiksa digantung dengan lidahnya. Maka Nabi SAW tanya,”Wahai saudaraku Jibrail, apa kesalahannya?” Maka jawab Jibrail AS,” Dia adalah wanita yang menyakiti suaminya dengan lidahnya dan menyakiti tetangganya dengan lidahnya.” Maka bagaimana kita dapat memelihara lidah kita supaya jangan sampai menyakiti suami kita dan tetangga kita.
Bahkan kewajiban kita bagaimana kita berada di dalam rumah, memelihara diri kita. Wanita ini mahal disisi Allah SWT. Suatu benda yang mahal. Bukan sesuatu yang murah, bukan seperti ubi kentang, siapapun boleh tengok, siapapun boleh memilih. Bahkan dia ini suatu perkara yang mahal macam berlian yang kita beli. Bukan semua orang boleh sentuh berlian kita. Bahkan hanya tuan yang punya yang boleh sentuh. Maka ibu-ibu, mujahadah seorang wanita, bagaimana dia mujahadah-kan diri dia, pahamkan diri dia supaya dia dapat berada dalam rumah. Tugas dalam rumah bahwa dia mesti membimbing, membentuk rijal-rijal, lelaki-lelaki daripada anak-anakdia menjadi mujahid, da’i yang besar. Dapat keluar ke seluruh alam.
Begitu juga lelaki dia sibuk di luar, dakwah, menyeru manusia kepada Allah SWT, dengan diatidak lupa tanggungjawab dia di rumah, bagaimana mewujudkan halqah-halqah taklim, dirumah supaya isteri dan anak-anak dia dapat dengar dasar-dasar iman,dapat mendengar kelebihan-kelebihan alam. Maka dengan ini dapat membentuk satu suasana kerohanian, satu suasana agama yang membawa mereka ke arah kejayaan. Sekiranya suami tidak ada di rumah, maka isteri itu bertanggung jawab sama-sama untuk menghidupkan, mewujudkan halqah-halqah taklim dengan istiqomah dalam rumah mereka.
Ada satu kisah yang berlaku di Yordan, Sekali satu jamaah wanita masturat keluar ke satu rumah. Di rumah orang lama. Rumah ini dia sewa. Ketika datang jamaah, kebetulan orang yang menyewakan rumahnya kepada orang lama ini mengantar anaknya perempuan yang mengaji di Universiti. Dan dia ini adalah wanita yang keluar rumah tak tutup aurat. Maka ketika anak perempuan ini datang ke dalam rumah untuk mengambil sewa, maka wanita tadi panggil dia duduk sama-sama dengar halqah taklim, dengan hadits, kemudian memotivasi dia, maka terus dia menangis. Setelah mengambil sewa, anak gadis tadi balik ke rumah,lalu dia menangis ke ibunya. Ibunya tanya,”Apa hal kamu ni?” Dia diam saja. Ditanya diam saja. Kemudian dia menangis, sembahyang, menangis, bertobat kepada Allah SWT, sampai pagi. Kemudian tertidur. Setelah bangun, ibunya tanya,”Sekarang, pergi tak ke Universiti?” Anak gadis ini kata,”Bagaimana saya mau pergi? Saya selama ini berada dalam kemurkaan Allah SWT.” Ibu dia macam dia juga. Keluar tak tutup aurat. Terus ibunya kata,”Tak apa. Nanti kita pakai purdah dan pergi ke Universiti.” Dia tak mau karena disana bergaul orang lelaki dan wanita. Kata anak gadis ini bahwa dia tak akan keluar rumah kecuali berpurdah. Maka ibunya pergi ke jemaah tanpa pakai hijab juga, dan cerita mengenai anaknya bahwa setelah kembali dari jamaah ini menangis, dan menangis hingga dia tak mau pergi universiti, dan dia sekarang tidak akan keluar kecuali berpurdah. Jadi Kata ibunya,”Saya datang nak pinjam satu hijab dari pada kamu.” Maka Ibunya pun balik ke rumah dengan membawa hijab. Sesampainya di rumah, dia lihat anaknya tertidur, kemudian dikejut-kejutkan anaknya. Ternyata anaknya telah meninggal dunia. Jadi ibu-ibu, inilah bertepatan dengan perkataan Nabi SAW,”Demi zat yang nyawaku di tangannya ada diantara manusia bahwa mereka-mereka beramal dengan amalan ahli neraka, dan tidak tinggallah diantara dia dan neraka satu hasta maka takdir telah mendahuluinya, maka dia beramal dengan amalan ahli surga maka dia dimasukkan Allah SWT ke dalam surga.” Maka budak perempuan tadi yang selama ini berada dalam kemurkaan Allah SWT kemarahan Allah SWT, Allah SWTmengurniakan kepadanya mati dalam keadaan beriman. Azam bahwa dia tidak akan keluar dari rumahnya kecuali menutup aurat, Maka Allah maafkan dia. Semoga Allah ampunkan dia, semoga Allah masukkan dia ke dalam surga.. Maka kita harus selalu memberi perangsang, dorongan sesama kita supaya kita dapat menjaga syariat-syariat Allah SWT dan kita dapat tasykil suami-suami kita untuk keluar ke jalan Allah SWT, dan ibu-ibu dapat tasykil supaya kita dapat hidupkan halqah taklim di rumah, dan juga dengan mensyuarat dengan pihak suami dan markas dapat bentuk jemaah 3 tunai keluar di jalan Allah SWT. InsyaAllah.
Hassan Basri Rah.A, seorang muhadits yang terkenal berkata, “Sekali saya berjalan di jalan-jalan Baghdad. Tiba-tiba satu orang sedang menjual hamba sahaya yang dijual dengan harga 20 dinar. Tetapi kata si penjual itu bahwa hamba sahaya ini penuh dengan kekurangan. Maka Hasan Basri RAH menjadi heran lalu menengok wajah si hamba itu. Dan terlihat bahwa wajahnya bersinar seperti bulan purnama. Maka dibelinya hamba itu, dan ditanyanya,”Apakah kekuranganmu yang disebutkan orang itu tadi?” Kata si hamba tadi, “Hamba berpuasa sepanjang hari,dan beribadah sepanjang malam.” Maka kata Hasan Basri RAH,” Semoga Allah SWT memberikan kekurangan itu kepada kita.”
Khalid Bin Walid merupakan seorang pejuang hebat. Pada saat menjelang meninggalnya, dia telah terbaring di rumah. Dan dia merasa sedih luar biasa, karena kematiannya yang terjadi di tempat tidur dan bukan di medan pertempuran. Di saat menjelang wafatnya, datang anak perempuannya yang masih kecil, lalu menangis. Kata Khalid, “Jangan bersedih, kita minta doakan supaya Allah SWTmenjadikan bapak kamu termasuk dalam ahli surga.” Lalu anak perempuan kecilnya itu berkata,”Saya menangis bukan karena bapak saya akan menjadi ahli surga atau ahli neraka. Saya menangis karena nanti jika saya bermain-main dengan kawan-kawan lainnya, mereka akan mengatakan bahwa bapak kami meninggal syahid dijalan Allah, sedangkan bapak kamu meninggal dunia di atas tempat tidur di rumah.” AllahuAkbar!
Allah SWT menjadikan kebahagiaan, kemuliaan, ketinggian, hanya pada agama. Apabila kita amalkan amalan agama sepenuhnya di dalam kehidupan kita, walaupun kita tidak memiliki apa-apa di dunia ini, nanti Allah SWT akan memberikan kemuliaan dan kesuksesan kepada kita. Karena Allah SWT telah menjanjikan bahwa ketinggian dan kemuliaan hanya bisa di dapat dengan mengamalkan amal-amal agama saja.
Seorang sahabiyah, Khanza R.ha, dari ke empat anaknya, bapaknya, pamanya, telah pergi di jalan Allah SWT. Maka apabila semuanya kembali dari medan pertempuran, telah diberitahu kepadanya bahwa anak-anaknya telah gugur syahid di jalan Allah. Tetapi dia malah bertanya keadaan Rasullullah SAW. Diberitahu lagi bahwa bapaknya juga telah syahid, dan dia tetap bertanya, “Bagaimana dengan keadaan Rasulullah ?”. Lalu diberitahu lagi pamannya telah syahid, dia tetap bertanya keadaan Rasulullah SAW. Begitu melihat Rasullah SAW dia berkata, “Demi bapak dan ibuku, setiap aku melihat Rasulullah SAW, maka semua kesusahan dan kesedihan menjadi hilang.”
Di dalam peperangan Uhud, ketika para sahabat agak renggang dalam mengawal Rasulullah SAW, beliau telah diserang hingga jatuh. Beliau SAW telah patah giginya dan di bagian pipi dekat telinga telah berdarah. Sabda baginda SAW mahfum, “Tidaklah aku tampak di kiri dan kananku, kecuali aku terlihat Ummu Amarah RA dengan pedangnya menghalangi musuh-musuh dari mendekatiku.” Inilah semangat yang dimiliki para wanita dalam mempertahankan agama Allah SWT. Seorang anak Ummu Amarah, bernama Habib RA, telah ditahan oleh Musailamah yang mendakwahkan dirinya sebagai seorang nabi. Ketika itu Habib RA ditanya oleh Musailamah, “Apakah kamu naik saksi bahwa aku ini Rasulullah?” Lalu Habib RA menjawab, “Aku tidak mendengar.” Lalu ditanya lagi oleh Musailamah, “Apakah kamu naik saksi bahwa Muhammad itu pesuruh Allah?” Jawab Habib RA, “Ya, Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah.” Kemudian Musailamah menyuruh pengawal-pengawalnya memotong sedikit daripada tangan Habib RA, sehingga darah mengalir dari lukanya. Kemudian Musailamah bertanya lagi, “Apakah kamu bersaksi bahwa aku ini Rasulullah?” Jawab Habib RA,” Aku tidak mendengar.” Kemudian Musailamah bertanya lagi,”Apa kamu bersaksi bahwa Muhammad itu pesuruh Allah?” Jawab Habib RA,” Ya, Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu pesuruh Allah.” Kemudian Musailamah menyuruh memotong sedikit lagi daging dari Habib RA. Dan kembali dia bertanya dengan pertanyaan yang sama, dan lagi didapatinya jawaban yang sama dari Habib RA. Begitu seterusnya, daging Habib RA dipotong sedikit demi sedikit, sehingga akhirnya dia mati karena kehabisan darah. Kabar tersebut disampaikan kepada Ummu Amarah R.ha, dan dia telah begitu gembira sekali mendengar berita tersebut, bukannya sedih. Katanya, “Untuk hari inilah, aku telah menyusui dia. Untuk hari inilah, aku telah menyusui dia, yaitu untuk syahid di Jalan Allah SWT, dan aku hanya mengharapkan ganjaran dari Allah SWT.”
Ada seorang wanita datang berhijrah ke Madinah dengan seorang anaknya. Anaknya telah diletakkan di suffah, dan ibunya berada di rumah seorang sahabiyah. Maka pada suatu hari anaknya telah meninggal dunia. Para sahabat telah mengurus jenazahnya, dan pergi kepada Rasulullah SAW untuk meminta beliau untuk mensholati jenazah tersebut. Rasulullah SAW bertanya, “Apakah kalian telah memberitahu ibunya?” Kata para sahabat, “Tidak, ya Rasulullah.” Rasulullah SAW menyuruh para sahabat untuk memberitahu ibunya. Lali ibu anak itu kemudian datang, dan duduk di samping jenazah anaknya seraya berdoa, “Ya Allah, aku telah datang karena cintaku kepadaMu dan cintaku kepada RasulMu. Aku telah meninggalkan berhala, karena aku tidak memerlukan mereka. Maka janganlah Engkau malukan aku terhadap musuh-musuhku, karena nanti mereka menganggap kematian anakku adalah karena kemarahan berhala-berhala akibat aku pindah kepada agamaMu.” Belum sempat selesai doa sang Ibu, Allah SWT telah mengembalikan ruh anaknya, sehingga hidup kembali. Dan dia terus hidup hingga wafatnya Rasulullah SAW, wafatnya Umar RA, dan hingga wafat ibunya sendiri.
Fikir mereka siang dan malam adalah bagaimana mereka dan ummat seluruh alam bisa selamat dari azab Allah, selamat dari siksa akhirat nanti. Inilah adalah fikir mereka siang dan malam. Mereka menggunakan semua kemampuan dan kebolehan mereka untuk fikir bagaimana agar selamat dari azab Allah SWT itu. Tetapi sedihnya kita pada hari ini, kita fikir bagaimana agar bisa mendapat harta-harta dunia dan nikmat-nikmatnya. Allah SWT sebenarnya telah menentukan bagian-bagian kita di dunia. Tetapi untuk di akhirat, Allah SWT tidak memberi jaminan kepada siapapun. Untuk itulah, para sahabat RA siang dan malam senantiasa berfikir bagaimana memperbaiki kehidupan dunia dan akhirat untuk selamat dari azab Allah SWT. Andai kata ada air di depan mereka, maka mereka akan berfikir bahwa air ini telah ditentukan oleh Allah SWT untuk pemiliknya. Sesungguhnya jika air ini telah di tetapkan Allah SWT untuk kita, maka kita tidak akan meninggalkan dunia ini sebelum kita meminum air itu. Tetapi Allah SWT telah memberikan sifat-sifat tamak, sehingga seseorang menjadi ingin mendapatkan sesuatu dengan berbagai cara, walaupun itu dengan kekerasan. Tapi para sahabat mereka yakin bahwa segala sesuatu telah dibagi-bagikan oleh Allah SWT, jika Allah telah tentukan bagian untuknya, pasti dan pasti akan datang kepadanya.
Para sahabat RA, mereka menyibukkan diri mereka siang dan malam untuk fikir bagaimana terselamat dari Azab Allah SWT di akhirat kelak. Seorang sahabat balik ke rumahnya dan di dapatinya tidak ada makanan. Kemudian dia mengatakan akan jumpa Rasulullah SAW meminta sedikit makanan. Isterinya berkata, “Tidakkah abang malu meminta kepada Rasulullah SAW ? Lebih baik abang ambil wudhu dan sholat dua rakaat di masjid, sayapun akan melakukannya juga di rumah.” Maka sahabat ini telah pergi dan melakukan sholat hajat. Setelah dia kembali dan bertanya kepada isterinya apakah sudah ada makanan, maka istrinya menjawab, “belum ada”. Dia merasa mungkin ada dari sholatnya yang tidak betul. Dia kemudian kembali berwudhu dan pergi sholat lagi. Demikian yang dilakukan sahabat berkali-kali, hingga saat dia pulang ke rumah, tahu-tahu isterinya sudah sedang sibuk memenuhi semua wadah-wadah di rumah untuk menampung gandum yang keluar dengan sendirinya dari kisaran gandum. Begitu diangkat, maka berhentilah kisaran gandum itu. Keesokan harinya, sahabat itu datang bercerita kepada Rasulullah SAW. Lalu Rasulullah SAW berkata mahfum, “Jika tidak di angkat tutup pengisar itu, maka gandummu itu akan keluar hingga hari kiamat.” Allahu Akbar!
Saseorang berkebangsaan Amerika baru masuk Islam ikut bersama rombongan. Saat jemaah ini keluar ke Amerika, si mualaf itu diminta bayan. Lalu orang mualaf Amerika ini bertanya, “Bayan tentang apa?” Kata orang-orang bayanlah tentang kebesaran langit, bumi, dan sebagainya. Kemudian si mualaf ini bayan dan dia mengatakan, “Amerika lebih besar dari Aljazair.” Lalu kata Maulana Faruq (sekarang mufti di Mekah), “Hai anakku, di surga itu ada satu mahligai yang Allah buat pintunya dari maghatir. Dan dari satu pintu ke pintu lainnya luasnya seperti langit dan bumi. Amerika itu besarnya seperti bilik air dalam bilik itu saja. Allahu Akbar!”
Wanita-wanita yang sholehah yang taat pada perintah Allah SWT, ikut sunnah nabi SAW, amalkan agama dalam kehidupan mereka, maka mereka akan menjadi pemimpin dari bidadari-bidadari. Mereka lebih cantik beribu kali dari bidadari yang tercantik, yang Allah SWT sediakan bagi penduduk surga. Maka Rasulullah SAW pada saat mi’raj dengan roh dan tubuhnya sampai ke suatu mahligai yang sangat besar, yang tingginya 120 km. Bila naik keretapun akan menjadi letih. Maka di hadapan beliau SAW ada satu bidadari yang sangat cantik, memakai pakaian berwarna hijau. Maka Nabi SAW bertanya,”Untuk siapa mahligai ini?” Kata bidadari tadi,” Untuk seorang pemuda Quraisy.” Maka Nabi SAW menyangka itu adalah dirinya. Ketika Nabi SAW hendak masuk ke dalamnya. Maka Rasulullah SAW ditahan di depan pintu, dan di katakan bahwa itu untuk Umar RA. Maka Nabi SAW menceritakannya kepada Umar RA, “Tiadalah yang mencegah aku dari memasuki mahligai itu, kecuali aku teringat akan sifat cemburumu.” Maka Umar RA menangis, dan berkata, “Wahai Rasulullah apakah aku cemburu kepadamu ?” Kemudian Rasulullah SAW memegang tangan Ali RA dan mengguncangkannya, lalu berkata, “Wahai Ali tidakkah kamu suka jika mahligaimu berhadapan dengan mahligaiku di surga kelak?” Kemudian nabi SAW berkata kepada cucunya, “Wahai Hasan dan Husain, kamu adalah pemimpin para pemuda sholeh di dalam surga.” Kemudian Nabi SAW berkata kepada Fatimah R.ha, “Wahai Fatimah, kamu adalah pemimpin para wanita sholeh dalam surga.” Di dalam surga ada satu bilik yang terbuat dari perak. Dan di dalamnya ada 1000 kasur, lalu tiap-tiap kasur ada seribu hamparan. Dan di antara hamparan itu ada sungai yang mengalir. Inilah tempat yang Allah beri kepada waliullah, manusia-manusia yang taat kepada Allah SWT bersama dengan isterinya.
Kita di dunia ini yang besar, di manapun kita cari istana, dibawahnya tidak akan ada sungai hanya longkang-longkang saja yang mengalir. Kita di surga nanti tidak perlu memasak karena apa saja yang kita inginkan akan datang. Ingin buah tinggal petik, mau buah anggur tinggal petik juga dari dahan yang sama. Dari pohon yang sama dapat mengeluarkan beraneka buah yang berbeda. Makan sebanyak  apapun tidak perlu buang hajat, cukup bersendawa saja. Sekali sendawa maka akan harumlah seluruh isi surga dengan bau kasturi. Dan di dalam surga, hamba-hamba Allah yang bertakwa bersama isterinya yang sholelah mereka akan pergi berjalan-jalan di surga seperti halnya orang-orang dunia jalan-jalan tamasya.
Ketika datang burung kepada mereka, lalu berkata,”Makanlah aku.” Sehingga sebelah sayapnya boleh digoreng, sebelah sayapnya lagi dibuat yang lain. Setelah mereka makan, tulang-tulangnya dibuang. Begitu tulangnya dibuang, tulang itu kembali menjadi burung yang kemudian terbang dan berzikir kembali kepada Allah SWT. Itulah ganjaran yang akan Allah SWT berikan bagi lelaki dan wanita yang taat. Maka inilah yang kita harapkan agar setiap wanita mau merenungkan untuk keluar dijalan Allah SWT. Belajar iman dan amal ini hanya bisa diperoleh kalau kita keluar di jalan Allah SWT dengan pengorbanan. Insya Allah
Dikutip dari : Buyaathilah's Blogspot

Bayan Masturot : Arahan Umum Menyikapi Istri dan Anak

Ust. Muslichuddin
Syuro Indonesia
Usaha atas Masturoh
Assalamualaikum, Wr. Wb.
Wanita adalah merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia. Jumlah wanita saat ini lebih banyak dari jumlah laki-laki, dan jumlah anak-anak lebih banyak daripada jumlah wanita saat ini. Jika saat ini kita tidak buat usaha agama atas kaum wanita, maka kita akan kehilangan sebagian besar dari umat ini. Suasana agama di rumah akan terbentuk apabila fikir wanita sudah berubah menjadi fikir agama. Begitu juga anak-anak kecil akan terdidik dengan agama asbab wanita di rumah yaitu ibunya. Madrasah pertama bagi anak-anak ini ada di pangkuan ibunya. Jika wanita-wanita ini tidak  di didik agama, maka suasana agama tidak akan ada dalam rumah tersebut. Bahkan anak-anak kecilpun nanti akan jauh dari kehidupan agama. Maka penting dari kaum wanita harus mempunyai kesadaran akan tanggung jawab agama, dan usaha atas agama. Karena itu para karkun lama hendaknya membentuk fikir istrinya untuk ikut ambil bagian dalam kerja ini. Sampai terbentuk dalam diri mereka bahwa suami saya ini adalah da’i Allah, pekerja agama, maka saya harus membantu dia dalam kerja ini.
Karkun dapat bekerja dengan baik dalam amalan ini apabila ditopang oleh istrinya. Oleh karena itu penting sekali membawa istri kita kepada fikir ke arah tersebut. Apabila fikir dan jihin wanita sudah terbentuk maka mereka akan mebuat pengorbanan yang besar dalam kerja dakwah. Apabila fikir agama istri tidak terbentuk maka mereka bisa menjadi penghalang terbesar suami dalam kerja dakwah. Sudah menjadi fakta dan kenyataan hari ini banyak orang lama, orang kuat, yang terlempar dari usaha ini asbab dari fikir istrinya yang belum terbentuk. Tetapi kalau fikir sudah terbentuk dalam diri kaum wanita maka mereka akan memberikan pengorbanan yang besar dan ikut mendorong suaminya dalam kerja dakwah. Oleh karena itulah dalam usaha dakwah ini bagaimana para wanita dapat di ikut sertakan dan dilibatkan dalam kerja dakwah. Baginda Rasullullah Saw telah membawa para kaum pria dan wanita untuk terlibat dalam kerja dakwah. Keyakinan yang terbentuk dalam diri para sahabat RA, telah tertanam pula sama dalam diri para Sahabiyah R.ha. Sahabat memberikan pengorbanan begitu juga para sahabiyah, mereka memberikan pengorbanan yang sama seperti para sahabat RA. Jazbah dan semangat yang ada dalam diri para sahabat RA juga wujud dalam diri Sahabiyah R.ha.
Pada waktu itu terbentuk dalam fikir diri wanita bahwa saya hidup dan dilahirkan oleh Allah Swt untuk ikut berjuang bersama Rasullullah Saw. Bagaimana pengorbanan wanita di jaman dahulu ketika suaminya bergerak dijalan Allah, para istri menyibukkan dengan amalan-amalan di rumah. Kefakiran yang datang kedalam kehidupan para sahabiyah asbab suaminya pergi berjuang di jalan Allah, namun mereka tidak menunjukkan kefakirannya tersebut kepada orang-orang pada waktu itu, dan tidak membicarakannya kepada orang lain. Para sahabat Nabi SAW memberikan pengorbanan dengan pergi ke tempat-tempat jauh, para istrinya, sahabiyah R.ha,  memilih sabar dan tegar, inilah pengorbanan para wanita pada waktu itu. Tidak ada satupun sahabiyah yang ditinggal suaminya fissabillillah, yang mengadukan keadaannya kepada Rasullullah Saw. Mereka sadar bahwa salah satu wujud perjuangan agama ini adalah dengan mendorong para suami untuk pergi berjuang di jalan Allah. Mereka mempunyai keyakinan bahwa mereka dilahirkan untuk membantu kerja agama para suami, sehingga dengan kesadaran mereka gunakan harta mereka untuk mempersiapkan suaminya berjuang di jalan Allah.
Para sahabiyah R.ha, menyadari dengan pengorbanan mereka untuk agama, maka Allah nanti akan memberikan balasan yang baik kepada mereka. Inilah asbab fikir yang sudah terbentuk dalam diri sahabiyah ketika itu, sehingga mereka bisa membuat pengorbanan yang seperti itu. Inilah sebabnya kerja atas wanita itu sangat penting, namun harus dibawa dengan hati-hati dalam pelaksanaannya. Hadratji Innamul Hasan Rah.A katakan :
“Kerja atas wanita ini sangat penting, penting untuk di ikutkan dalam kerja ini, namun harus dibawa dengan sangat hati-hati dalam pelaksanaannya. Harus ada tertib-tertib khusus sebagai batasan dan ushul dalam membuat kerja atas wanita sebagaimana kerja para rijal (laki-laki) untuk menjaga daripada prinsip kehati-hatian tadi.”
Kita harus berjalan dalam kerja atas wanita ini dengan tertib yang benar agar bisa mendatangkan manfaat. Maka untuk perkara ini para karkun harus sering merujuk ke Nizamuddin, datang lagi bertemu dengan para masyeikh, untuk mendapatkan arahan yang betul atas kerja masturoh ini. Inlah nasehat masyeikh kita yang berkaitan dengan kerja masturoh.
Didalam perkembangan usaha dakwah ini saya sering mendengarkan kargozari di awal kita baru keluar :
  1. Pertama keluar 3 hari à perubahan positif, istri masih suka
  2. Keluar 40 hari à Tambah baik perubahannya, istri makin suka
  3. Keluar 4 bulan à Tambah baik lagi masalahnya, istri lebih suka lagi
Namun permasalahan mulai muncul ketika suami keluar tiap tahun 4 bulan lalu mengambil takaza diluar nishob, sehingga waktu di rumah menjadi sangat sedikit sekali, disinilah awal masalah rumah tangga mulai terjadi. Istri mulai keletihan dan merasa terlalu berat harus menghandle urusan rumah sendiri dari menjaga anak, keperluan rumah, menanggung segala penderitaan dan kesusahan ketika suami di jalan Allah. Inilah sebagian dari sebab-sebab karkun-karkun tidak terus mengambil daripada takaza-takaza agama yang ada. Bahkan sampai ada karkun yang menghadapi masalah rumah tangga yang begitu rupa sehingga si karkun ini kelelahan menghadapinya dari masalah rumah tangga sampai masalah kehidupan lainnya. Makanya penting kita untuk terus bermudzakaroh agar kita bisa membawa kerja ini dengan baik, dan bagaimana pertolongan Allah ada bersama kita. Sehingga dapat membuka hati kita sendiri, hati istri kita, hati anak-anak kita, dan hati orang-orang yang lain. Sebagaimana sering kita dengarkan sahabat RA dan sahabiyah R.ha, juga menghadapi masalah sama dalam perjuangan, dari masalah ekonomi, masalah keamanan, dan masalah anak, maupun masalah-masalah lainnya. Mereka dihadapkan dengan tantangan yang sama berupa kesusahan-kesusahan kehidupan ketika ditinggal suami-suami mereka dalam perjuangan agama. Namun mereka begitu sabar dalam menghadapi penderitaan tersebut, dan mereka sanggup menanggung segala penderitaan. Mereka tidak mengeluh atas penderitaan mereka, dan mereka tidak mengadu kepada siapapun, selain hanya kepada Allah Swt.
Maksud daripada mudzakaroh kita adalah bagaimana kita membentuk fikir daripada istri kita. Ini karena sudah banyak terjadi asbab tidak terbentuk fikir agama oleh istri kita sehingga kerja agama suami-suami ini jadi terhambat dan terhalang. Jangankan kerja takaza yang jauh-jauh, bahkan untuk kerja maqomi saja juga bisa timbul masalah. Contoh : jika seseorang bekerja di siang hari sehingga waktu 2.5 jam hanya bisa dilakukan malam hari, ataupun disiang hari tidak ada orang, yang ada malam hari. Tentu agak malam kita bisa lakukan 2.5 jam ini. Maka kerja di malam hari 2.5 jam ini mungkin bisa dengan mendatangi orang-orang yang di waktu malam tidak tidur seperti yang suka nongkrong di pinggir-pinggir jalan di malam hari. Disitulah kita kerja, kadang-kadang harus pulang larut malam. Inilah yang dimaksud dengan kerja nabi siang dan malam. Nah kalau istri tidak terbentuk fikirnya maka kita akan dianggap hanya mengurusi orang saja, tidak mau ngurusin anak dan istrinya, jarang dirumah, dan lain-lain. Beda jika ketika istri sudah terbentuk fikirnya maka tidak akan ada masalah :
“Abang silahkan keluar di jalan Allah, saya akan di rumah menjaga rumah dan anak-anak. Tidak ada masalah. Saya bersama Allah Swt”
Menghadapi kesusahan-kesusahan dalam hal ekonomi dia, istri, akan sabar, karena ada ta’aluq, hubungan, dengan Allah Swt.
Kisah Sebagaimana Hajar R.ha :
Ketika hajar R.ha bertanya kepada IbrahimAS, “Wahai suamiku mau kemana kita ?” Nabi Ibrahim AS diam saja sampai tiga kali lalu hajar R.ha bertanya, “Apakah ini perintah Allah Swt ?”. Ibrahim AS hanya bisa mengangguk, maka hajar r.ha berkata, “Pasti Allah tidak akan menyia-nyiakan saya.”
Inilah contoh-contoh istri yang sudah terbentuk fikir agama. Sehingga bukan mengharapkan pertolongan suami, tetapi berharap langsung kepada pertolongan Allah Swt, langsung cash kepada istri itu sendiri. Seperti air zam-zam yang keluar langsung dari telapak kaki ismail AS. Jika istri sudah merasakan pertolongan langsung seperti Hajar R.ha, maka mereka akan mengijinkan keluar kita bukan saja 4 bulan, 1 tahunpun akan di relakan. Inilah tantangannya bagaimana membentuk fikir yang seperti ini kepada istri kita. Kita harus panda-pandai membawa istri kita ini di dalam usaha dakwah yang bermacam-macam karakter tentunya. Apa ketentuan umumnya ?
1.            Dimulai dari diri kita sendiri yaitu dengan Amalan kita.
Dimulai dari amalan kita sendiri di rumah. Kalau suami tidak yakin dan amalan tidak dijaga maka akan menyebabkan istri kita terpengaruh juga. Kalau hati kita goncang, maka hati istri kita akan goncang juga. Namun kalau hati kita mantap dengan keyakinan maka istri kitapun akan begitu, mantap juga keyakinannya. Dalam hadits dikatakan :
“Almar ‘atu ala deeni zaujiha” artinya : “Perempuan itu tergantung daripada agama suaminya”.
Jadi kalau ada perempuan itu yang menentang atau tidak patuh, maka jangan langsung disalahkan, lihat dulu amalan kita, suaminya, bagaimana ? Apakah kita punya Ta’aluq atau hubungan dengan Allah swt ? caranya :
  1. Dengan Keyakinan
  2. Dengan Amalan
  3. Dengan Pengorbanan
Pengorbanan yang seperti apa ? yaitu yang ikut tertib dan musyawarah.  Jadi amalan apa yang harus kita jaga yaitu 5 amal maqomi dan infirodhi kita. Jadi kalau ada masalah kita buat amalan, kita jaga amalan, atau kita check amalan kita bagaimana ? apa saja amal kita :
Maqomi :
  1. Harian seperti musyawarah, 2.5 jam, dan taklim
  2. Mingguan jaulah kita 1 dan 2, musyawarah halaqoh, musyawarah markaz, dan malam markaz.
  3. Bulanan nisab 3 hari kita
  4. Nisab Tahunan kita dari 40 hari ataupun 4 bulan setiap tahun.
Infirodhi :
  1. Sholat berjamaah kita tepat waktu tidak tertinggal takbiratul ula
  2. Sholat-sholat sunnah kita dari dhuha, tasbih, tahajjud, awwabin, isrok, dan lain-lain
  3. Dzikir pagi petang : Tasbih, Tahmid, Takbir, istrighfar, sholawat, 100 kali
  4. Bacaan Quran : 2 Juz setiap harinya
  5. Adab-adab sunnah
Kalau kita menjaga Allah dalam amal kita, maka Allah akan menjaga kita, inilah fikirnya.  Jadi setiap kita ada masalah, baik itu maqomi ataupun masalah kehidupan, maka kita check amalan kita terlebih dahulu. Contoh : kalau dalam maqomi kita ada masalah, misalnya orang kampung tidak suka pada kita, maka kita lihat dulu apakah tertib-tertib kita sudah dijalankan dengan betul ? atau mungkin akhlaq kita belum baik ? atau mungkin kita kurang Iqrom misalnya. Lihat dulu daripada amal-amal kita, ketika ada masalah di maqomi kita. Kita tanya temen-temen maqomi kita apa kesalahan atau kekurangan saya dalam maqomi ? mungkin ucapan saya yang salah, mungkin prilaku saya yang salah, dan lain-lain. Mungkin kita tidak menyadari sehingga tidak tahu, maka tanya sama orang lain apa kekurangan kita. Jangan tanya cuman hanya dengan satu orang tanya dua atau tiga orang, mungkin kalau satu saja dia tidak tahu. Begitulah Amirul Mukminin, Umar RA, ketika bertanya kepada para sahabat :
“Apa kekurangan saya ?”
Tidak usah kita merasa malu ataupun tersinggung ketika kita menanyakan kekurangan kita dan orang lain mengkritik kita. Mungkin juga masalah yang ada asbab muamalah kita yang tidak bener atau muasyaroh kita belum baik, maka kita perbaiki semuanya. Semua amalan kita check :
  1. Iman atau Keyakinan kita melenceng tidak ?
  2. Ibadat kita sudah kita sempurnakan tertib, adab, dan rukunnya ?
  3. Muamalat kita apakah ada tersangkut sama riba atau perkara yang haram lainnya ?
  4. Muasyarot kita apakah hubungan kita tidak baik dengan tetangga, orang tua, dan lainnya ?
  5. Akhlaq kita kepada Allah dan mahluknya bagaimana ?
Ketika kita rasa bahwa tertib udah kita buat dengan baik, amalan sudah kita jaga, maka berikutnya mungkin masalah-masalah yang terjadi ini untuk menguji kita sebagai tantangan dalam dakwah. Jadi kalau orang masih saja menentang ataupun mengganggu kerja kita, ada yang marah, maka kita sabar saja kerja terus, jangan pindah mahalah. Inilah tantangan dalam dakwah namanya seperti yang dialami nabi-nabi ketika berdakwah, banyak sekali tantangannya. Jadi jangan kita pindah mahalah asbab masalah-masalah seperti ini, nanti kalau pindah akan mendatangkan masalah baru dalam rumah tangga kita. Semua masalah ini efeknya nanti akan kepada istri kita juga, gak kuat dan gak tahan katanya. Maka jangan kita pindah mahalah hanya karena masalah ini, kita bersabar. Jangan kita cari-cari mahalah yang ada suasana, yang enak, yang ramai karkunnya, yang mendukung kerja dakwah, ramah-ramah orangnya, jangan ini bukan sifat dai yang betul. Sifat yang dai yang betul itu bukan mencari suasana tapi merubah suasana, kalau belum berubah suasana maka sabar terus sampai berubah suasana. Sebagaimana Nabi Nuh AS selama 950 tahun siang malam tidak pindah-pindah maqomi, disitu saja di buat kerja.
Kalau terjadi goncangan pada kita para suami, maka efeknya pun akan menimpa istri kita. Kita menghadapi masyarakat begitu berat, sampai rumah menghadapi masalah rumah dari istri dan anak-anak begitu juga, akhirnya banyak yang mandeg, berhenti, mental karena letih dalam menghadapi masalah. Jadi lari dari kerja agama ataupun maqomi ini bukannya menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah. Perbaiki hubungan kita dengan Allah, lalu perbaiki hubungan kita dengan manusia. Untuk perkara ini maka kita harus sering muhasabbah dalam hal :
  1. Imaniat
  2. Ibadat / amalan
  3. Muamalat
  4. Muasyarot
  5. Akhlaq
Jika muamalah karkun ini tidak benar maka dia akan dikucilkan di kampungnya. Jika suami sudah dikucilkan di kampungnya maka, si istri akan juga dikucilkan dari lingkungannya, sehingga istri ini akan merasa berat dan susah. Lama-kelamaan istripun akan ikut berontak karena tidak tahan. Kalau misalnya kita tidak tahu dan tidak mampu menghadapi masyarakat, sehingga efeknya juga kepada istri kita, maka janganlah main buat keputusan sendiri, tetapi bermusyawarahlah dengan para orang tua di markaz untuk arahan dan  nasehat. Jangan tinggalkan mahalah atau maqomi kita, nanti nasibnya seperti Nabi Yunus AS. Dalam kisah Nabi Yunus  AS ini, beliau tidak tahan atas siksaan, kekerasan, dan penantangan dari kaumnya, sehingga dia pergi dari mahalah untuk cari maqomi baru. Bukan untuk berhenti dakwah, tapi untuk pindah maqomi saja. Nabi Yunus AS lebih memilih dakwah di tempat lain yang lebih baik suasananya, bukan untuk berhenti dakwah. Maka Allah Swt bikin kondisi ditelan ikan, kalau karkun sekarang  bukan ikan lagi modelnya, tapi ditelan dunia. Jadi sekarang bagaimana solusinya ? solusinya kita ambil solusi Nabi Nuh AS yaitu kembali ke maqomi awal, lalu banyak-banyak istighfar :
“La illaha illa Anta subhanaka inni Kuntum Minadzolimin”
Jadi kalau kita banyak masalah maka lakukan seperti yang dilakukan Nabi Yunus AS yaitu banyak istighfar. Syekh Abdul Wahab di Bayan Ijtima Bangladesh berkata :
“Semua masalah yang terjadi ini akibat daripada dosa-dosa kita. Solusinya adalah istighfar banyak-banyak.”
Karkun dalam masa awal lancar sekali dari keluar 3 hari sampai 10 hari setiap bulan, dari 2.5 jam maqomi sampai 8 jam setiap hari, dan 4 bulan setiap tahun. Baru dalam perjalanannya ujung-ujungnya datanglah ujian dari Allah Swt, maka kita harus sabar. Mungkin ada kekurangan-kekurangan kita, maka kita harus banyak istighfar.
2.            Jaga hubungan dengan istri di rumah
Muamalah, Muasyarot, dan Akhlaq kepada istri ini harus dijaga. Banyak karkun-karkun ini ketika diluar dia lembut sama masyarakat, banyak iqrom, akhlaq dijaga, namun sama istri tidak seperti itu, pulang kerumah seperti macan. Kalau istri ini jiwanya lemah dia akan turut aja kata suami, di marah-marahin suami diem aja, padahal hatinya berontak. Akhirnya ketika suami pergi, alhamdulillah, merdeka katanya, bisa buat semau-maunya. Jadi bukanlah suatu hal yang baik dirumah ini kita berlaku keras dan kasar kepada istri dan anak-anak kita. Aneh kalau kita diluar muamalah, muasyaroh, akhlaq bisa baik, tetapi dirumah malah sebaliknya. Seharusnya dirumah ini muamalah, muasyaroh, akhlaq kita lebih baik lagi. Sampai Rasul SAW sendiri memberi contoh : “wahai humairoh” artinya “wahai si pipi merah” ini panggilan pujian Nabi SAW kepada aisyah R.ha, bukan hanya memanggil, “Heh Aisyah”, tidak seperti itu. Nabi SAW memberikan contoh panggilan yang memuji istri bukannya sebaliknya. Nabi SAW paham istri itu perlu dipuji dan disanjung, karena kalau bukan suami siapa lagi. Sedangkan istri ini dirumah saja kerjanya, pakai hijab, tidak bergaul, siapa yang nyanjung kalau bukan suaminya. Jadi sekali-sekali kita sanjung istri kita, atas kelakuan baik dia atau khidmatnya, contoh : kita puji masakannya, walaupun tidak enak. Jangan malah bilang “Apa ini makanan ini-ini aja” atau “apa ini makanan tidak enak”. Jangan kita memperlakukan istri kita seperti itu. Nabi Saw mencontohkan ketika balik kerumahnya :
Nabi SAW bertanya kepada Aisyah R.ha, “wahai istriku ada makanan apa dirumah ?”, aisyah menjawab, “tidak banyak ya rasullullah.” Maka Nabi Saw berkata, “Yang ada apa wahai aisyah ?” Aisyah R.ha menjawab, “Hanya ada ini ya Rasullullah, roti dan cuka saja.” Inilah makanan seorang yang dimuliakan oleh penduduk langit, mujahaddah dan sangat super sederhana. Namun apa jawab Rasullullah SAW, “Seenak-enaknya makananan adalah roti dengan cuka.”
Inilah contoh akhlaq Nabi SAW kepada istrinya, walaupun hanya disajikan makanan yang super sangat sederhana, tetapi malah dipuji Nabi makanannya. Bukannya malah marah-marah kepada istrinya bilang makanannya gak enaklah, atau sedikit, atau itu-itu saja. Janganlah kita bikin gaduh, ribut dengan istri di rumah hanya karena makanan. Kita mengalah kepada istri ini lebih baik, untuk perkara yang demikian. Makanan kurang enak dibuatkan istri kita ucapkan, “Alhamdullillah. Hari ini masih bisa makan.” Atau “Alhamdullillah, ini makanan yang paling enak yang pernah saya makan.” Maka dipuji demikian istri akan berbunga-bunga. Beginilah muasyaroh dan akhlaq kepada keluarga kita. Kalau ada kekurangan dalam pelayanan kita sabar saja, jangan terlalu banyak menuntut kepada istri. Kita harus banyak menghargai istri kita karena kerja dia yang luar biasa banyaknya dari mengurus rumah, khidmat kepada suami, menjaga anak, memasak, mencuci pakaian, sehingga menimbulkan kelelahan yang luar biasa. Asbab ini kita hibur dia dengan pujian-pujian agar hatinya senang, jangan malah sebaliknya. Sudah susah ngurus pekerjaan di rumah, pulang-pulang suami marah-marah. Jangan begini, ini bukan yang dicontohkan Nabi kita SAW.
Kita harus bersabar terhadap ucapan-ucapan yang kurang menyenangkan dari istri kita. Kadang-kadang karena keletihan istri kita jadi suka ngomel atau marah. Kita pulang malam, dia ngomel, kita kasih uang belanja kurang dia ngomel. Bagaimana tindakan kita jika kita mendapatkan keadaan seperti ini ? Apakah kita kita bales ngomel lagi ? tidak, yang paling baik kita diam saja, bersabar, dan kunci mulut kita rapat-rapat, tidak usah dibalas, dengerin aja. Anggap saja istri kita ini sedang mengomel sama setan, bukan ngomelin kita. Walaupun kita pulang capek dalam keadaan letih pulang kerja atau pulang jaulah, sampai rumah istri ngomel-ngomel, maka diam saja, sabar, jangan mengucapkan satu katapun. Walaupun hati panas, kepala tetap harus dingin, diam saja dan dengerin saja. Ini kuncinya, diam dan dengerin baik-baik. Jangan cuek aja, tidak mendengarkan, istri marah, kita mondar mandir, acuh saja sama istri kita ngomel, masuk kamar langsung dikunci, jangan begitu. Jadi kalau kita diomelin diam saja, anggap saja sedang mendengarkan kuliah. Sampaikan saja, “Apa yang kamu bilang it bener sekali.” Sehingga dia agak melunak. Dan jangan segan-segan minta maaf kepada istri, “saya minta maaf, saya yang salah.” Jadi jangan di jawab, dengerin aja, dibenarkan omongannya, kalau salah kita minta maaf, begitu saja. Istri ini kalau kita jawab satu kata maka dia akan jawab seratus kata, dia lebih galak lagi dari kita.
Istri : “Pokoknya kalau tidak begitu saya akan datang ke markaz, saya akan acak-acak disana.”
Dibalas lagi sama Suami dengan nyaring : “Kalau begitu silahkan saja datang ke markaz.”
Jangan begitu dibalasnya, nanti bener dia datang ke markaz, bisa kacau nanti. Kita diam saja, bilang saja saya minta maaf kalau ada yang salah. Nanti kalau dia sudah diam baru ajak ngomong baik-baik, kita tegur baik-baik. Bicara saja biasa seperti tidak ada apa-apa, dan seperti tidak terjadi apa-apa. Jangan baru tenang, kita tekuk muka kita atau seperti muka yang nahan marah, jangan begitu. Biasa saja seperti tidak ada kejadian saja, bicara saja baik-baik. Ketika istri marah ini anggap saja sedang marah sama setan, kalau dia sudah reda baru kitanya yang bicara baik-baik sama dia. Biasanya kalau istri sudah reda bicaranya berarti setannya sudah kabur, jadi jangan dipancing lagi. Kita maafkan saja langsung dari hati ketika istri kita sedang memarahi kita. Jadi kalau istri marah :
1. Diam saja dan dengarkan baik-baik, tidak usah dibalas ucapannya, minta maaf saja kalau ada salah. Jangan kita acuhkan dia seperti angin lalu, tapi kita dengarkan baik-baik, sekali-kali kita benarkan ucapannya.
2. Ketika sedang dimarahin, kita maafkan saja istri kita dari dalam hati kita, atas segala omelannya dan kekurangannya.
3. Kita dzikir dan tawajjuh saja kepada Allah ketika sedang dimarahin
4. Ketika reda, kita biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa. Kita bicara baik-baik, bahkan kita puji dia atas khidmatnya dan kebaikan-kebaikannya yang lain.
5. Diwaktu malam kita berdoa menangis memohonkan ampun untuk istri kita dan memohonkan hidayah untuk istri kita.
Seperti inilah yang seharusnya kita lakukan dirumah kita ketika sedang menghadapi istri kita yang sedang marah-marah.
3.            Hidupkan Taklim Rumah
Azas dari kerja masturot ini adalah taklim rumah. Taklim mulai dari diri kita sendiri, satukan waktu dan tempat, usahakan istiqomah di waktu yang sama dan tempat yang sama. Kita dudukkan istri dan anak kita dalam taklim, kalau mereka belum mau duduk, tidak masalah, tidak usah marah-marah kitanya. Kalau mau duduk alhamdullillah, kalau belum mau duduk kita bersabar saja tidak usah marah, kita mulai dari yang mau saja, baik dari istri ataupun anak kita. Terus saja kita buat amalan, kalau amal kita diterima oleh Allah Swt, insya allah suatu saat nanti mereka akan ikut juga. Banyak dari laporan-laporan juga awal-awalnya istri tidak mau, diajak taklim, malah lari ke dapur, langsung menyibukkan diri di dapur. Tidak masalah, masih mending ke dapur larinya, daripada kepasar. Namun lama-lama dia masuk kamar, tiduran di kamar, tidak apa-apa, kencengin saja suaranya sedikit  agar taklimnya bisa terdengar di kamar. Nanti lama-kelamaan dia akan mulai penasaran, lalu mulai duduk sama kita taklim. Maka ketika ini, kita harus surprise, tunjukkan muka gembira kita, jangan malah bilang, “Kok tumben mau gabung ?” jangan begitu, nanti tersinggung dia. Jadi ketika dia gabung dalam taklim, ucapkan saja alhamdullillah dalam hati, dan muka senang, cukup itu saja, jangan tunjukkan kita heran.
Taklim rumah 2 bagian :
  1. Taklim Kitab yaitu Fadhilah Amal
  2. Mudzakaroh 6 sifat
Mulai taklim dari kita lalu dimusyawarahkan untuk bergantian dengan istri. Target awal adalah hafal point-pointnya saja. Seiring waktu kita tambah dengan uraiannya minimal dari maksud tujuan, fadhilah, sampai cara mendapatkannya. Gantian minta mereka juga menerangkan setelah hafal, lalu ketika kita yang menerangkan kita jelaskan secara komplit.
Maulana Saad katakan :
“Mengapa kita bacakan enam sifat setiap hari, ini agar ada pembicaraan setiap hari yang diulang-ulang, sehingga enam sifat ini masuk kedalam diri kita.”
Jadi kita harus punya niat yang benar dan target yang benar dalam membuat amal, bukan hanya sekedar formalitas. Bukan sekedar buat taklim menunaikan tugas saja tanpa fikir dan target. Kalau kita baca taklim harus kita perhatian kata demi kata, dan dibaca dengan tawajjuh. Kita bebaskan waktu taklim itu dari hal-hal yang mengganggu perhatian atau konsentrasi kita dari taklim. Misalnya suara-suara di rumah kita yang bisa mengganggu dari radio, tv, dan lain-lain. Kita Targhib tentang pentingnya tawajjuh dalam taklim. Bahkan anak balita sekalipun dapat kita dudukkan juga dalam taklim, karena dalam taklim ini akan mendatangkan rahmat, berkah, dan sakinah. Anak kita walaupun tidak mengerti tapi dia akan tersuasanai karena suasana taklim ini suasana berkumpulnya para malaikat. Ini bukan karena dia mengerti atau tidak mengerti, tapi kita mau mengambil manfaat atau fadhilah daripada taklim itu sendiri untuk anak-anak kita. Jadi berkat majelis taklim ini, maka anak kita akan terbiasa dengan suasana malaikat dan suasana rahmat.
Adapun Halaqoh Tajwid bukan di waktu yang sama ataupun bagian dari rentetan dari taklim kitab dan mudzakaroh 6 sifat. Tetapi dalam waktu yang lain, itupun tidak setiap hari, hanya ketika diperlukan saja. Halaqoh Tajwid juga merupakan suatu program yang penting, ini karena targetnya supaya menjadikan istri kita dan anak-anak kita bacaan qurannya benar minimal dalam sholat. Bagaimana Makhroj dan tajwid dari bacaan quran kita, istri, dan anak-anak kita menjadi baik dan makin betul. Ada pertanyaan :
“Lalu bagaimana jika saya belum fasih bacaan qur’annya ?”
Inilah makanya kita harus belajar terlebih dahulu kepada ustdaz agar kita bisa membimbing bacaan quran istri dan anak kita. Bukannya karena tkita tidak bisa, akhirnya panggil ustadz dateng ke rumah untuk ajarkan istri kita, tidak betul itu. Ataupun sebaliknya, kita suruh istri kita ke tempat ustadz untuk belajar tajwid. Kita sendiri yang belajar pada ustadz, pulang kerumah kita ajarkan istri dan anak-anak kita. Untuk jadi hafidz tentunya kita tidak bisa, tapi bisa kita kirimkan anak kita ke pesantren hafidz ketika anak kita sudah lebih dari umur 12 tahun. Sebelum 12 tahun madrasahnya ini fokusnya harus dirumah kita. Banyak anak-anak karkun ini karena orang tuanya terlalu bersemangat ingin anaknya jadi hafidz, baru berumur 4 – 5 tahun sudah dikirim ke pesantren, ini tidak betul. Masyeikh kita beritahu, anak-anak ini belajar agama pintunya pertama kali adalah dari rumah kita sendiri, kita jadi ustadz, dan ibunya jadi ustadzah di rumah. Ajarkan istri sebagai ustadzah di rumah, kita fungsikan istri kita sebagai pengajar dirumah bagi anak-anak kita. Dari mana ilmu istri ini ya dari suami, kita ajarkan kepada istri, lalu istri mengajarkan kepada anak-anak.
Hari ini kita salah kaprah, karena tidak bisa mengajarkan anak, maka kita kirim saja ke pesantren, sepertinya kita melemparkan tanggung jawab. Bukannya kita melarang anak kita masuk pesantren, tetapi tertibnya begitu. Rumah kita harus menjadi madrasah bagi anak-anak. Nanti setelah 12 tahun di didik sama kita sebagai orang tua, qurannya sudah baik, akhlaqnya sudah baik, agamanya juga sudah baik, 6 sifat sudah paham, baru dipertimbangkan mau ngirim anak kita kemana. Jadi anak 12 tahun ini perkiraannya setelah tamat SD, mau kita kirim kemana. Maka yang pertama harus kita perhatikan setelah dia tamat SD ini atau setelah dia 12 tahun, mau si anak ini bagaimana dan potensi dia bagaimana? ini penting untuk diperhatikan. Kadang kita pingin semua anak ini masuk pesantren semua. Kita bukan melarang orang tua mengirim anak ke pesantren, tetapi tidak juga harus dikirim semua anak ke pesantren. Ini sangat penting karena menyangkut pendidikan anak dan kemana arah pendidikan anak ini di masa yang akan datang. Jadi selain diajarkan agama kepada anak, maka kasih sayang kepada anakpun juga sangat penting untuk tercukupi. Kasih sayang orang tua daripada ibu dan bapaknya ini lebih penting daripada ilmu. Tidak sedikit kita mendapatkan laporan dari pesantren-pesantren, anak-anak yang dikirimkan kesana menjadi anak-anak yang bandel. Kenapa ini bisa terjadi ? si anak berontak karena kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Biasanya di pesantren, bukan ustadznya yang turun langsung, tapi diberikan kepada santri-santri yang senior untuk mengurusi anak yang bandel ini. Bagaimana dia bisa merasakan kasih sayang ? beda jika perhatian dan kasih sayang itu, kita dapatkan dari orang tua sendiri bukan dari orang lain sekalipun ustadznya pesantren. Beda antara orang lain dan orang tua sendiri yang mengurus si anak tersebut, ngurus makannya, ngurus pakainannya, tidak sama. Jadi jangan menyiksa anak-anak kita, walaupun maksudnya baik dikirim ke pesantren, tapi belum waktunya. Paling baik itu adalah pesantren di rumah kita, walaupun anak-anak kita masih suka bermain, biarin saja, kasih waktu untuk bermain, nanti ada waktu untuk belajar dan mengaji kepada kita. Ajarkan kepada mereka dasar-dasar agama dari rukun iman, rukun islam, adab-adab, doa-doa, tata cara sholat, dzikir-dzikir rutin, dan akhlaq.
Nanti setelah anak berumur 12 tahun, dilihat bakat anak kita itu apa dan maunya bagaimana, minatnya apa ? apakah anak itu potensinya menjurus kepada agama, karena dia seneng mengaji ? maka tanyakan kepada si anak, “Apakah ananda mau masuk ke pesantren ?” kalau dia seneng dengan tawarannya, maka kirim anak ke pesantren. Namun kalau anak tersebut minatnya sekolah umum, maka kirim ke sekolah umum, jangan dipaksakan ke pesantren. Anak mau ke sekolah umum, tapi kita paksakan ke pesantren, ini tidak munasib, tidak sesuai.  Anak sudah tika mau tapi dipaksakan, akhirnya si anak karena tidak mau melawan orang tua, nurut juga pergi ke pesantren. Apa yang terjadi ? si anak menjadi stress di pesantren, karena bertentangan dengan hati nuraninya. Kalau kita ingin mengirim anak kita ke pesantren ada 3 syaratnya :
  1. Minat anak itu sendiri ingin menjadi ulama
  2. Persetujuan kedua orang tua, persetujuan bapak dan ibu.
  3. Nanti setelah belajar agama, jangan mengambil manfaat dunia dari ilmu agamanya.
Kalau ada persyaratan ini, sanggup kita, maka kirim anak ke pesantren. Nanti kalau sudah biasa kita didik anak kita dengan agama, maka kita akan tahu minatnya si anak ini kemana ? kita tidak harus menjadikan anak kita ini ulama semua. Sebagian boleh jadi ulama, sebagian boleh jadi pedagang, sebagaian boleh menjadi dokter, sebagian boleh menjadi engineer, macam-macam profesi, tergantung minat dan bakatnya. Bahkan perbandingannya antara ulama dan non ulama itu, yang ulama harus minoritas, dan yang lain mayoritas. Bahkan dikalangan Sahabat RA, yang ulama itu hanya 6 atau 7 orang saja dari 114.000 orang Sahabat RA, jadi yang ulama itu hanya sebagian kecil saja, minoritas, tidak semuanya. Kalau anak-anak kita tidak ada bakat ke pesantren lalu kita paksakan ke pesantren, maka si anak ini nanti akan menjadi stress, lalu memberontak lari dari pesantren, akhirnya dunia tidak dapat dan akheratpun tidak dapat. Jadi harus hati-hati dalam menentukan arah dan masa depan anak kita. Kalau kurang paham, banyak kita bertanya kepada orang tua kita dalam dakwah, ataupun kepada ulama-ulama di pesantren mengenai kondisi-kondisi anak kita sebelum masuk ke pesantren. Begitulah arahan dari masyeikh kita dalam mendidik anak.
Kita ingin anak kita minimal jadi da’i, karena untuk memasukkan agama ini tidak dengan pesantren saja, tetapi dengan kerja dakwah ini maka agama akan masuk kedalam kehidupan kita. Untuk menjadi ulama ini bukan Fardhu ‘Ain tetapi Fardhu Kifayah, tetapi memasukkan agama ini adalah Fardhu ‘Ain. Wajib bagi setiap kita para orang tua memasukkan agama kepada anak-anak, caranya dengan taklim rumah. Nanti kalau dia sudah sekolah SMP atau sederajat, maka kita dorong dia untuk terjun kedalam usaha dakwah. Usaha atas pelajar ini adalah tanggung jawab atas setiap individu kita, setiap orang tua, dan setiap karkun. Ini karena setiap kita ada yang mempunyai, anak, saudara, keponakan, yang berstatus sebagai pelajar. Mereka ini harus kita perhatikan, karena kalau kita tidak perhatian sama mereka, maka nanti akan diambil sama yang lain. Kita sendiri yang mengantar, dan kita sendiri yang menemani satu hari saja dalam sebulan. Para masyeikh tidak menghendaki  ada penanggung jawab khusus atas pelajar dan mahasiswa, tapi yang masyeikh kehendaki adalah pelajar dan mahasiswa ini adalah tanggung jawab daripada kita semua, tanggung jawab semua karkun. Setiap darapada kita dan anak-anak kita mengambil tanggung jawab atas kerja pelajar.
4.            Keluar Masturot
Nanti setelah taklim kita mantap dan istiqomah, yaitu ketika kita ada taklim jalan, ketika kita tidak dirumah taklim tetap jalan, maka berikutnya kita taskil istri kita 3 hari pertama kali. Ketika istri kita sudah tahu dan hafal 6 sifat, masail harian, adab-adab rumah, siap dengan hijab yang sempurna, dan ada minat untuk keluar 3 hari baru kita aja mereka keluar 3 hari masturot pertama kali. Jadi kalau istri kita belum mau, maka jangan dipaksa, tertibnya tidak seperti itu, dan tidak boleh seperti itu. Supaya paham, keluar 3 hari tapi dipaksa, bukan begitu caranya. Namun yang benar adalah kita sendiri yang mengkondisikan agar istri ini siap untuk mau keluar 3 hari sehingga dari dia sendiri yang mau keluar bukan dari paksaan. Jangan berpikir dengan dipaksakan keluar istri ini berharap akan ketularan dengan masturot lain, tidak seperti itu, yang ada nanti malah istri kita merusak yang lain asbab keterpaksaan dia. Suamilah yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan istrinya, dari ilmu dan hatinya, sampai tercetus dari istri kita sendiri, dia yang mau keluar 3 hari, jadi bukan dengan paksaan. Kita kondisikan istri kita, mudzakarohnya, hafalannya, masailnya, kemauannya, dan targhib-targhib berupa kisah-kisah sahabiyah dan istri-istri para Nabi, sehingga istri bersemangat untuk berangkat keluar masturot. Jadi yang paling penting adalah minat dari istri keluar 3 hari, adapun hafalan mungkin istri kita sudah tua tidak mampu untuk menghafal, tidak apa-apa. Kelayakan istri untuk keluar 3 hari pertama kali haruslah dimulai dari minat yang kuat, itu dulu persyaratannya.
Tertibnya 3 hari pertama kali adalah 3 x 24 jam, bukannya berangkat jumat sore pulang minggu malam, dihitung 3 hari : jumat, sabtu, minggu, bukan seperti itu, tetapi 3 x 24 jam. Di jakarta karena kesibukan dan jam kerja kantor sehingga hanya bisa keluar jumat pulang kerja dan minggu malam sudah pulang, tidak seperti ini. Namun perhitungan keluar 3 hari pertama kali ini adalah 3 x 24 jam atau setara dengan 72 jam. Wabsyi dimana ? wabsyi adalah dimana tempat bayan hidayah diberikan yaitu di rumah salah satu karkun sehabis sholat subuh. Bayan hidayah dirumah karkun tersebut, lalu langsung berangkat. Sasaran dari 3 hari tersebut yang paling baik adalah dari dalam halaqoh, paling jauh adalah halaqoh tetangga. Perjalanan diperkirakan dengan perhitungan bisa melakukan taklim pagi dengan sempurna yaitu jam 9 pagi. Maka jarak tempuh diusahakan tidak lebih dari 30 menit atau sekitar 30 KM, agar taklim pagi bisa sempurna dijalankan, dengan catatan jalannya tidak macet, tidak ada hambatan, dan lain-lain. Wabsyi adalah hari senin pagi ditempat bayan hidayah. Sedangkan 3 hari itu tidak dihitung nisab bagi yang laki-laki, jadi yang laki-laki tetap keluar nisab 3 hari diwaktu yang berbeda. Kecuali untuk pegawai yang sangat sulit untuk mendapatkan cuti, bagi mereka yang 3 hari masturot itu sudah dihitung nisab. Ini adalah hasil keputusan musyawarah indonesia dengan masyikh di Nizammuddin.
Selama 3 hari diusahakan program dapat dijalan dengan baik dan tertib. Bahkan kalau bisa para suami sebelum bayan hidayah pagi subuhnya, para suami sudah harus memberikan bayan hidayah terlebih dahulu kepada istri masing-masing biar lebih mateng acara dan kesiapannya, nanti disempurnakan dengan bayan hidayah besok subuh dengan rombongan. Jangan mentah-mentah kita serahkan kepada yang memberikan bayan hidayah keesokan harinya, karena penyampaiannya tidak akan sama, kalu kita yang lakukan terlebih dahulu secara informal, ini lebih baik. Bukan hanya untuk 3 hari tapi juga untuk 40 hari, 2 bulan dan seterusnya.
5.            Ajak untuk Nusroh Jemaah Masturot
Sebelum kita pergi ke tempat jemaah maka kita harus beri bayan hidayah kepada istri apa yang boleh dibicarakan disana dan apa yang tidak boleh di bicarakan. Di ingatkan kepada istri kita, karena banyak orang-orang lama yang nusroh tapi ngomongnya gak tertib, sehingga orang-orang baru ini terheran-heran, dari bingung sampai ketakutan asbab pembicaraan yang tidak tertib. Di jakarta banyak istri-istri orang lama ini ketika nusroh malah membicarakan masalah rumah tangga, mujahddahnya hidup sama karkun,  masalah anak, masalah ekonomi, masalah keduniaan, macam-macam yang tidak berhubungan dengan kerja dakwah. Sehingga orang-orang baru ini jadi bingung bahkan ketakutan mendengarnya, kok orang lama bicara-bicara yang demikian. Jadi ketika nusroh kita beritahu kita hanya boleh bicara 6 sifat saja, mengenai ibadat, mengenai taklim, mengenai dakwah, itupun kita tidak boleh mentarghib pancung mereka. Kita ajak mereka untuk memberikan semangat kepada orang-orang yang baru keluar atau kepada tamu-tamu, jangan membicarakan yang lain diluar program. Kalau tamu-tamu kita misalnya orang-orang lama, maka kita usahakan kita mendapatkan manfaat dari mereka berupa mudzakaroh-mudzakaroh dakwah, kargozari-kargozari dakwah, nasehat-nasehat dakwah, pengalaman-pengalaman mereka dan lain-lain. Tetapi kalu orang-orang baru, kita yang berikan pengalaman-pengalaman kita yang baik kepada mereka, agar mereka tambah semangat dan bisa menjadi tambah baik lagi amalannya. Sehingga suasana taklim akan semakin bagus karena semua orang saling belajar.
6.            Taklim Masturot Mahalah
Persyaratannya adalah :
  1. Sudah hidup 5 amal
  2. Ada 3 pasang minimal 3 kali 3 hari
  3. Mampu mengendalikan program : bisa baca kita dengan baik dan menguraikannya
  4. Memahami betul tertib daripada taklim masturot
Ini boleh mengadakan taklim masturot mahalah. Kirim data tersebut ke markaz untuk mendapatkan persetujuan taklim mahalah. Syarat dari taklim mahalah ini para penanggung jawab markaz daerah harus sudah paham betul tata cara membuat taklim masturot sehingga bisa memberikan arahan yang betul. Program daripada taklim mahalah di bicarakan didalam musyawarah harian oleh rijal di mahalah tersebut. Apa yang dimusyawarahkan :
1. Rumah Siapa ? ini harus rumah yang sudah pernah keluar minimal 1 kali 3 hari. Dan orang rumah itu senang dengan program, jangan sampai suami suka tetapi istri tidak senang maka jangan disitu taklimnya. Istrinya ada sifat mahabbah kepada tamu-tamu yang datang.
2. Siapa yang Istiqbal ? Istiqbal yang paling baik adalah tuan rumah atau boleh dari orang yang akrab dengan tuan rumah
3. Siapa yang baca Kitab ? Boleh ditentukan satu orangBoleh dibagi-bagi tapi ditentukan dalam musyawarah
4. Siapa yang memberikan Mudzakaroh 6 Sifat ? Harus yang sudah pernah keluar, yang lebih tua usianya, dan yang lancar dalam menguraikan. Cukup satu orang saja ditentukan, bukan giliran mudzakarohnya. Walaupun ada  ustadzah tapi dia belum keluar jangan ditugasi.
Lamanya taklim mahalah ini 2 jam saja jangan lebih  : 1 jam taklim kitab + 1 jam mudzakaroh 6 sifat atau 1.5 jam taklim kitab + 30 menit mudzakaroh 6 sifat. Setiap satu bulan sekali atau satu bulan setengah sekali boleh ada bayan, namun siapa yang memberikan bayan jangan diumumkan atau jangan diberi tahu. Taskilnya 2 saja :
  1. Mengeluarkan suaminya keluar di jalan Allah
  2. Hidupkan taklim rumah
Siapa saja boleh datang ke taklim masturot, jangan di tegor kalau pakaiannya tidak sempurna biarkan saja, karena ini hanya di kamar ruangan saja. Biasanya ibu-ibu kalau sudah sekali datang besoknya pingin datang lagi, sudah berubah penampilannya. Dalam taklim tidak ada jamuan makan, selepas program terus pulang tidak ada ngobrol-ngobrol sehingga nur kalamullah dan nur sabda rasullullah masih ada dalam hati. Jangan sampai selesai taklim ngobrol-ngobrol kelamaan akhirnya jadi gosip sehingga nur taklim ini hilang. Walaupun sudah taklim 10 tahun, tapi kita malah gosip di tempat taklim, maka tidak akan ada kesan berbekas dari taklim itu.
Insya Allah kita niat amalkan.

Bayan Maulana Saad Al Khandalawi

Maulana Saad
Masyeikh
Markaz Dunia, Nizammuddin
New Delhi, India
Bayan Subuh
Keputusan terhadap umat akan dilihat dari perintah-perintah yang dilaksanakan. Umat dahulu juga mempunyai agama atau perintah-perintah, tetapi mereka melalaikannya bahkan ada yang mengingkarinya. Namun sudah menjadi tradisi Allah Ta’ala pada umat-umat terdahulu setiap mereka lalai dari Agama Allah, maka Allah kirim Nabi kepada mereka untuk memberikan peringatan. Sehingga ketika mereka telah melampaui batas dan tidak menghiraukan peringatan yang telah diberikan, Allah hancurkan umat-umat itu.
Umat dapat mengetahui Agama jika mereka melakukan kerja Dakwah. Jika Dakwah tidak dilakukan maka agama akan hilang. Siapa saja yang mengamalkan agama maka hidupnya akan mengalami progress atau peningkatan qualitas hidup. Bagi yang tidak mengenal Agama, Peningkatan hanya akan tercapai melalui Dakwah. Dengan Dakwah manusia akan mengenal Agama dan mau mengamalkan Agama. Tanpa Dakwah maka manusia akan jauh dari Agama dan terjadi kerusakan dalam kehidupan manusia.
Ulama ini adalah pewaris ilmu para Nabi, maka peran ulama dalam memperbaiki umat sangatlah penting. Jika para ulama hanya duduk-duduk saja dirumah maka kehidupan masyarakat akan rusak. Nanti pada hari mizan agama, pengadilan agama, para ulama ada yang dimuliakan karena ilmu mereka dan ada yang dihinakan karena ilmu mereka. Allah akan minta pertanggung jawaban dari para ulama ini, apa yang telah mereka lakukan untuk umat. Ulama yang dilaknat Allah adalah ulama yang ilmunya tidak dapat menambah ketakwaan, atau rasa takut bagi dirinya. Ulama yang tidak ada risau terhadap umat maka di dunia ini ketika adzab turun, Allah akan timpakan adzab ini kepada dia terlebih dahulu. Seperti kisah seorang ulama yang kulitnya tidak merinding melihat kemaksiatan yang terjadi di lingkungannya. Ulama ini tidak mau buat dakwah maka Firman Allah kepada malaikat Jibril AS, untuk menurunkan Adzab dimulai dari ulama tersebut terlebih dahulu.
Para Anbiya AS, melakukan kerja Dakwah karena rasa takut kepada Allah. Bukan karena hasil dari keadaan-keadaan seperti senang, susah, miskin, kaya, sakit, sehat. Semua Anbiya AS menjalankan Dakwah karena rasa Takut kepada Allah dan dilakukan dalam keadaan apapun baik susah maupun senang, dalam keadaan berat ataupun ringan, dalam keadaan sakit ataupun sehat. Para Anbiya AS tidak pernah meninggalkan kerja dakwah walaupun mereka Disiksa. Dan mereka tidak pernah meminta bahkan berharap untuk menerima imbalan walaupun itu hanya sekedar ucapan terima kasih.
Para Anbiya AS ini melakukan usaha atas iman dan amal melalui Dakwah sehingga lingkungan yang rusak menjadi baik. Namun ketika Nabi mereka wafat, dan Dakwah telah ditinggalkan, lambat laun kaum yang tadinya taat dapat berubah menjadi Kafir. Atas perkara inilah, yang diusahakan oleh Nabi SAW adalah melibatkan sahabat dalam kerja Nubuwat agar dapat melanjutkan kerja dakwah ini. Inilah usaha nabi yaitu mencetak da’i-da’i yang akan melanjutkan usaha dakwah Nabi SAW. Sekarang kita tidak akan mendapatkan Nabi lagi walaupun jaman telah menjadi rusak melebihi kerusakan yang terjadi pada kaum-kaum terdahulu. Kerja Nubuwat ini telah diwarisi Nabi SAW kepada umat ini, dan akan berlanjut sampai hari kiamat.
Setiap Sahabat yang menerima Dakwah Nabi SAW kepada Islam, maka yang pertama kali mereka lakukan adalah Dakwah. Begitupula setiap wahyu turun maka yang diperintahkan oleh Nabi SAW adalah menyampaikan kepada yang tidak hadir disini. Jika Dakwah ditinggalkan maka umat ini akan jauh dari Allah. Pertama yang akan dicabut oleh Allah jika umat ini meninggalkan Dakwah adalah Rasa Harap, sehingga ini akan membuat mereka berharap kepada selain Allah. Jadi penyakit yang akan timbul pertama kali ketika Dakwah ditinggalkan adalah penyakit Syirik, karena Rasa Harap kepada Allah telah hilang dan berganti menjadi Rasa Harap kepada Selain Allah atau berharap kepada Mahluk. Yang kedua, Jika Dakwah ini ditinggalkan maka yang akan tercabut dari diri manusia adalah keinginan untuk menjalankan Amal Ibadat seperti sholat, baca qur’an, dzikir, zakat, haji, dan lain-lain. Dan yang terakhir jika Dakwah ditinggalkan adalah tercabutnya rasa kasih sayang terhadap manusia. Tanpa Dakwah maka Akhlaq manusia akan rusak, dan kebathilan akan timbul dimana-mana.
Dengan Dakwah, Agama akan datang dan hanya dengan Dakwah agama akan terpelihara. Kerja Dakwah ini hanya dapat dilakukan bila ada pengorbanan dan mujahaddah. Orang mengira bahwa dakwah itu untuk orang lain, padahal dakwah itu adalah untuk diri sendiri. Bagaimana yang kita bicarakan ini dapat tertanam dalam hati. Hanya dengan Dakwah kita dapat mengenal Allah dan mendapatkan rasa cinta kepada Allah.
Setiap orang beriman dapat mengisi dan memenuhi cahaya Iman kedalam hatinya melalui Amalan Dakwah ini. Hanya dengan amalan sajalah kita dapat menyenangkan Allah. Dan Dakwah ini adalah amalan yang dapat mendatangkan rasa senang dan rasa cinta Allah Ta’ala. Dakwah ini adalah amalan para kekasih Allah. Karena Dakwah seseorang dimuliakan dan karena Dakwah pula seseorang dihinakan. Seperti Bilal RA asbab kerja Dakwah yang sebelumnya dia hanya seorang budak, setelah memeluk Islam dia dimuliakan oleh Allah di dunia dan di akherat. Di dunia dia meninggal sebagai gubernur dan sebelum meninggalpun langkah kakinya sudah terdengar oleh Nabi SAW diakherat. Dan dengan Dakwah ini pulalah Allah telah menghinakan Firaun yang menentang Dakwah Nabi Musa AS di dunia dan di akherat. Di dunia ini siapa yang tidak melaknat Firaun Laknatullah Alaih.
Dengan Dakwah maka seseorang akan mendapatkan Iman, Iman itu adalah :
1.    Rasa Harap dan Takut kepada Allah
2.    Keyakinan terhadap Perkataan Nabi SAW tentang kehidupan di Akherat.
Jika manusia tidak punya rasa harap kepada Allah, maka agama hanya akan menjadi tradisi. Sedangkan yang namanya Agama adalah meletakkan keinginan Allah diatas keinginan kita. Tiada yang lebih penting daripada keinginan Allah. Yang namanya seorang Hamba itu adalah seseorang yang melakukan apa yang tuannya mau. Seorang hamba yang baik adalah hamba yang taat pada tuannya. Iman adalah Penghambaan kepada Allah dengan melakukan ketaatan. Kini karena umat telah kehilangan Rasa Harap kepada Allah, sehingga Rasa Harap mereka terletak pada Asbab seperti Pabrik, Toko, Sawah, Jabatan, dan lain-lain. Maka ketika mati, mereka tidak akan membawa apa-apa selain kesia-siaan. Ketika Harap pada Allah dalam diri manusia ini telah hilang maka yang akan dibicarakan mereka hanya perkara asbab dan keduniaan saja.
Saat ini umat hanya membicarakan dunia saja, sementara para sahabat yang menjadi pembicaraan mereka adalah kebesaran Allah dan akheratNya. Hari ini manusia suka membicarakan perkara yang tidak berharga. Ini karena mereka tidak tau nilai dari amal agama. Inilah sebabnya saat ini kerja Dakwah sangat diperlukan yaitu sebagai sarana umat untuk mengenal Allah dan janji-janji Allah. Tanpa Dakwah manusia tidak akan mengenal Allah dan tidak akan mengenal janji-janji Allah.
Jika seseorang tidak mempunyai Iman, maka perbuatan dosa akan menadi keahliannya seperti berjudi, mencuri, korupsi, dan lain-lain. Jika suasana Agama sudah terbentuk maka setiap pendosa akan berdatangan minta dihukum, karena merasa bersalah dan takut kepada Allah. Dan ini dapat terwujud melalui Kerja Dakwah. Hanya dengan kerja Dakwah suasana amaliat, suasana agama, akan terbentuk.
Penjagaan terbaik pada diri kita adalah Iman. Jika seseorang tidak mempunyai Iman maka dia tidak mempunyai benteng penjagaan. Ia akan menjadi orang yang serba bergantung kepada yang lain. Hatinya akan menjadi gelap sehingga tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Ketika lingkungan rusak sangat sulit bagi seseorang mengamalkan agama. Tetapi dengan Dakwah lingkungan yang rusak akan menjadi baik. Hanya dengan Dakwah kita dapat mengetahui pentingnya Agama. Tanpa Dakwah sifat harap kepada Allah tidak akan wujud dan keyakinan manusia hanya terletak pada asbab. Jika sifat harap manusia timbul dari asbab maka Iman tidak akan wujud dalam diri manusia. Karena Iman itu membawa manusia dari yakin pada asbab menjadi yakin pada Qudratullah.
Tanpa Iman manusia tidak dapat mengamalkan Agama. Apa itu agama :
1.    Perintah Allah
2.    Cara Rasullullah SAW
3.    Niat yang Ikhlas
Agama itu adalah menjalankan seluruh perintah Allah dan ikut seluruh aspek kehidupan Rasullullah SAW dengan niat hanya untuk menyenangkan Allah. Kita tidak lain diciptakan hanya untuk menghambakan diri kita kepada Allah. Dimana selama 24 jam kita melakukan ketaatan terhadap apa yang Allah ingini dalam setiap waktu, tempat dan keadaan. Segala bentuk amal ibadah kita, harus dilakukan dengan perasaan Ihsan, yaitu perasaan merasa diperhatikan oleh Allah, dan Ikhlas, yaitu semata-mata hanya untuk menyenangkan Allah. Walaupun itu ibadah dalam perdagangan, istinja, makan, bergaul, dan lain-lain. Ibadah itu bukan hanya di mesjid tetapi segala sesuatu yang kita lakukan dengan membawa rasa melihat Allah dan dilihat oleh Allah.
Jika kita tidak membawa Ihsan dalam setiap perbuatan kita maka kecenderungan manusia ini akan berbuat menurut nafsunya saja. Orang tidak akan takut memakan makanan yang haram, melakukan maksiat, dan mendzolimi orang lain. Makanan Haram akan mengeluarkan keinginan untuk melakukan perbuatan yang haram. Penghasilan yang haram akan menghancurkan agama yang wujud dalam diri kita. Hanya dengan perkara atau makanan yang halal manusia dapat menjalankan agama dan tidak merusak amal-amalnya.
Segala sesuatu yang terlihat dan tidak terlihat ada dalam kontrol Allah SWT. Ular tidak akan bisa membunuh tanpa izin Allah, bahkan ular tidak akan bisa tetap menjadi ular tanpa izin dari Allah ta’ala, mungkin bisa menjadi tongkat, seperti tongkat musa AS. Agama ini adalah segala kehendak-kehendak Allah atas diri manusia. Jika kita penuhi kehendak Allah, maka Allah akan penuhi keinginan kita. Hanya dengan Agama manusia dapat menguasai dunia. Hanya dengan menjalankan perintah-perintah Allah langit dan bumi dapat tunduk manusia. Sebagaimana yang telah terjadi pada para sahabat, berjalan diatas air, mendatangkan hujan, menghidupkan binatang yang mati dan lain-lain. Hanya orang-orang yang menjalankan perintah Allah mereka dapat memiliki kekuatan yang luar biasa. Karena dengan ketaatan, kekuatan Allah ada bersama mereka. Seperti tongkat Musa AS yang menjadi ular, seperti Ibrahim AS ketika dilempar ke Api, dan lain-lain.
Segala sesuatu ini Allah ciptakan untuk menguji manusia. Manusia yang tidak lolos dari ujian Allah Ta’ala akan terperangkap ciptaan Allah, terperangkap oleh dunia. Untuk ini kita perlu berkorban di jalan Allah agar Allah kuatkan Iman kita dengan HidayahNya..... INSYA ALLAH
dikutip dari : Buyaatthailah'blog
Widget Ini